Inilah Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Racunnya Langsung Berefek ke Saraf
SABANGMERAUKE NEWS - Gurita dikenal sebagai hewan paling cerdas di Bumi, dan spesies ini memiliki beragam jenis. Bahkan, salah satu spesies gurita dikenal merupakan hewan paling beracun. Gurita Cincin Biru (Blue-ringed octopus) adalah spesies gurita yang sebaiknya dihindari saat Anda berenang di pantai, atau saat melakukan aktivitas penyelaman.
Sebab, gurita cincin biru adalah salah satu hewan laut paling beracun di dunia. Belum lama ini, seorang wanita di Australia mengalami beberapa gigitan gurita yang punya penampakan unik tersebut. Spesies gurita cincin biru memiliki racun neurotoksin yang paling berbahaya, yang dapat memengaruhi saraf. Lantas, hewan apa itu gurita cincin biru dan mengapa racunnya sangat mematikan?
Patung Bunda Maria di Kulon Progo Ditutupi Terpal Biru, Warga: Ada yang Keberatan Dilansir dari Live Science, Selasa (28/3/2023), gurita cincin biru terdiri dari empat spesies, di antaranya sebagai berikut. Gurita cincin biru besar (Hapalochlaena lunulata) Gurita cincin biru selatan (Hapalochlaena maculosa) Gurita garis biru (Hapalochlaena fasciata) Gurita cincin biru biasa (Hapalochlaena nierstraszi)
Ukuran tubuh gurita ini lebih kecil, sekitar telapak tangan orang dewasa. Ciri-ciri gurita ini seluruh tubuhnya dipenuhi dengan corak cincin kecil berwarna biru cerah, saat terancam, warna-warna cincin tersebut akan tampak berkelip. Efek racun saraf gurita cincin biru Salah satu alasan mengapa spesies gurita cincin biru begitu berbahaya adalah karena hewan berlengan banyak ini memiliki racun yang sangat beracun. Racun saraf ini disebut tetrodotoxin. Racun gurita cincin biru ini sangat kuat dan dapat melumpuhkan, bahkan membunuh manusia meski dalam dosis kecil. Saat racun tetrodotoxin masuk ke tubuh wanita asal Australia tersebut, racun hewan laut ini akan menghentikan sinyal saraf dari pensinyalan ke otot dengan memblokir saluran ion natrium. Inilah yang kemudian menyebabkan kelumpuhan pada otot dengan cepat. Bahkan, dapat seketika mempengaruhi otot di saluran pernapasan, sehingga bisa menyebabkan henti napas hingga kematian. Efek racun tetrodotoxin pada spesies gurita cincin biru ini dapat terjadi secara cepat, namun juga bisa lambat.
Karena mematikan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), racun ini bisa menyebabkan kematian antara 20 menit hingga 24 jam setelah racun saraf tersebut masuk ke dalam tubuh. Hingga saat ini, belum ada penawar untuk racun tetrodotoxin yang dimiliki spesies gurita cincin biru. Oleh karenanya, perawatan yang bisa diberitakan terhadap pasien yang terkena racun gurita cincin biru adalah dengan memberikan perawatan suportif atau penggunaan ventilator, jika pasien tidak bisa bernapas. Lantas, dari mana asal racun tetrodotoxin mematikan dari spesies gurita ini? Racun tetrodotoxin tidak dibuat sendiri oleh blue-ringed octopus. Menurut Australian Institute of Marine Science, racun gurita cincin biru tersebut diproduksi oleh bakteri simbiotik yang hidup di kelenjar ludahnya.
Racun saraf tetrodotoxin dapat ditemukan di seluruh kelompok gurita, tidak hanya di kelenjar racun tertentu. Ini lah yang menjadikan mereka menjadi hewan berbisa di antara hewan beracun lainnya. Menurut WebMD, meski hewan laut ini sangat beracun, namun sejauh ini tercatat hanya ada tiga kematian yang disebabkan gigitan beracun gurita cincin biru. Cincin biru pada tubuh gurita ini akan berkedip sebagai bentuk peringatan. Ini cara gurita memperingatkan predator tentang racun yang bisa mengancam mereka. Kedipan tersebut terjadi dalam waktu kurang dari 0,4 detik. Itu dilakukan oleh organ gurita cincin biru yang berperan dalam mengubah warnanya yang disebut kromatofora dan tersebar di seluruh kulit gurita. Racun tetrodotoxin bukan hanya dimiliki oleh spesies gurita cincin biru, tetapi racun mematikan ini juga ditemukan pada hewan lain seperti pada beberapa kadal air, katak dan ikan buntal. (*)