Balimau Kasai, Ritual Jelang Puasa Berakar dari Pengaruh Hindu di Muara Takus?
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Bulan Ramadan atau bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah Islam dianggap sebagai bulan yang sakral. Pada bulan ini, umat Islam memulai puasa sebulan penuh hingga memasuki bulan Syawal. Bulan ini juga dipercaya melimpah berkah dan menjadi bulan di mana Alquran, Kitab Suci Umat Islam diturunkan.
Dengan kesakralan yang demikian, tak heran kalau umat Muslim selalu menyambut bulan ini dengan ragam persiapan. Di Riau, salah satu ritual yang kerap digelar adalah Balimau Kasai.
Balimau Kasai adalah praktik ritual mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk limau yang berasal dari Kabupaten Kampar. Menurut kepercayaan, jeruk yang dipakai untuk digunakan mandi Balimau Kasai adalah air bersih yang telah dicampur dengan bunga wangian yang dicampur dengan jeruk seperti jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa
Tapi taukah kamu, bahwa menurut sejarah yang berkembang, tradisi balimau kasai ini ada pengaruh dari Hindu India dalam ritual Balimau Kasai.
Mengutip laman disparpora pesisir selatan, disinyalir lewat miripnya ritual ini dengan Makara Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di Sungai Gangga untuk memuja dewa Surya pada pertengahan Januari, Raksabandha sebagai penguat tali kasih antar sesama yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus, lalu Vasanta Panchami pada bulan Januari-Februari sebagai penyucian diri untuk menyambut musim semi.
Pengaruh Hindu pada ritual ini sekaligus membuktikan bahwa agama Hindu pernah bercokol di kawasan Riau, memperkuat penemuan gugusan candi di muara takus yang terletak di XIII Koto Kampar.
Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan masyarakat Kampar dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai ( Sungai Kampar ) untuk melakukan ritual mandi bersama.
Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama yang oleh masyarakat sering disebut makan bajambau.
Tradisi balimau kasai ini, tidak hanya ada di kabupaten Kampar. Adapula dibeberapa daerah seperti Pelalawan yang tradisi nya dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang.
Juga ada dari Sumatra Barat dan Kabupaten Kuantan Singingi yang dikenal dengan nama Mandi Balimau.