Sambut Ramadan, Masyarakat Inhil Ziarah ke Makam Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Seluruh ummat Muslim di dunia tengah menantikan bulan suci Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi. Banyak perayaan atau ritual tertentu yang dilakukan untuk menyambut bula suci Ramadan.
Seperti salah satunya di daerah Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Indragiri Hilir. Masyarakat muslim di Inhil biasa menyambut bulan suci Ramadan dengan kegiatan religi.
Dari cerita orang jaman dulu, ummat Muslim di Inhil menyambut Ramadan dengan ziarah kubur ke makam keluarga dan tuan guru Sepat As Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari, do’a haul jamak di Mesjid, Mushola, Majelis Ta’lim, Pondok Pesantren dan bisa dirumah masyarakat, gotong royong membersihkan tempat ibadah dan daerah sekitar serta syukuran dan menyambut bulan Ramadan yang dilakukan di rumah masyarakat setempat.
Kegiatan ini sudah menjadi tradisi dari dahulu bagi masyarakat Inhil.
Ziarah Kubur ke Makam Tuan Guru Sapat As Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari menjelang datangnya bulan Ramadan bukan hanya dilakukan masyarakat Inhil saja, tetapi juga masyarakat dari luar Inhil juga berkunjung untuk melakukan ziarah kubur.
Sejarah Singkat Wisata Religi Ziarah Ke Makam Tuang Guru Sapat
Tuan Guru Sapat As Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari merupakan seorang ulama besar Indragiri Hilir kelahiran Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 1857 yang wafat di Sapat, Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau pada tanggal 10 Maret 1930.
Syekh Abdurrahman Siddiq merupakan seorang ulama dari etnis/suku Banjar keturunan ulama besar Kalsel yang bernama As Syekh Muhammad Arsyad Al banjari yang merupakan anak dari Syekh Muhammad Afif Bin Khadi H. Mahmud dan Shafura.
Syekh Abdurrahman Siddiq ulama yang akrab dengan sebutan Tuan Guru Sapat ini sudah dikenal di mana-mana bahkan sampai di Mekah, karena beliau juga seorang pengajar di Masjidil Haram dan memiliki murid tersebar sampai ke Singapura, Malaysia, Jambi, Palembang, Jawa dan Kalimantan.
Makam Syekh Abdurrahman Siddiq Al Banjari atau Tuan Guru Sapat terletak di Dusun Hidayat, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Tuan Guru Sapat menetap di Sapat Kecamatan Kuindra Kabupaten Indragiri Hilir sejak sekitar tahun 1890 an sampai beliau wafat.
Tuan Guru Sapat juga merupakan Mufti kerajaan Indragiri atau ahli agama yang di tugaskan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam khususnya dalam hal perkawinan, mawaris pengadilan dan perceraian yang ditunjuk langsung oleh Sultan Indragiri masa itu.
Awalnya jabatan ini ditolak oleh tuan guru sejak ditawarkan oleh sultan, namun akhirnya diterima beliau dengan syarat beliau tetap tinggal di Sapat dan tidak mau menerima gaji dari kerajaan.
Sebelum menetap di Sapat, tuan guru yang pernah memperdalam ilmu di Mekah selama 7 tahun sempat merantau ke Padang, Sumatera Barat dan menjalankan usaha sebagai penyepuh emas sembari berdakwah ke daerah pelosok-pelosok Sumbar.
Tuan Guru Sapat pernah juga di Bangka Belitung sesaat setelah dirinya sampai di Kalimantan sepulang dari menuntut ilmu di Mekah, atas izin dari birokrasi pendidikan Mekah, Tuan Guru Sapat kembali ke tanah air dengan alasan ingin mengabadikan ilmu yang di peroleh di kampung halaman beliau.
Karya-karya kitab Tuan Guru Sapat yaitu : Sifat Dua Puluh, Sittin Masalah dan Jurumiah, Asrarul Shalah Min’iddatil Kutubi Al Mu’tamadah, Syair Ibarat dan Kabar Kiamat, serta banyak lainnya lagi yang saat ini masih menjadi literasi di banyak pusat-pusat pendidikan islam, seperti Pondok Pesantren dan Madrasah Ibtidaiyah.
Maka dari itu Makam Tuan Guru Sapat diakui memiliki daya tarik religius yang sangat kuat, setiap tahun masyarakat terus memperingati haul Tuan Guru Sapat tepat pada hari dan tanggal wafat beliau.
Selain itu setiap harinya makam Tuan Guru Sapat terus di datangi oleh jama’ah atau wisatawan dari berbagai pelosok nusantara hingga negara tetangga, yaitu Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Negara lainnya.
Seperti pada saat menjelang bulan Ramadhan ini banyak masyarakat muslim yang berziarah ke Makam Tuan Guru Sapat untuk berniat mendapatkan Keberkahan dari yang Maha Kuasa. Tradisi seperti ini sudah berlangsung dari zaman dahulu yang di wariskan oleh para-para alim ulama dan tokoh agama yang dituakan serta di hormati di kabupaten Indragiri Hilir.