Ekspor Migas Riau Anjlok, Ini Penyebabnya
SABANGMERAUKENEWS, Riau - Nilai ekspor Riau berdasarkan harga freeon board (FOB) pada bulan Februari 2023 tercatat sebesar 1,57 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 6,65 persen dibanding ekspor bulan Januari 2023 tercatat sebesar 1,68 miliar dolar AS.
"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 6,43 persen, sekaligus penurunan ekspor migas sebesar 9,78 persen.
Ekspor nonmigas dari 1,57 miliar dolar AS pada bulan Januari 2023 turun menjadi 1,47 miliar dolar AS pada bulan Februari 2023," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Misfaruddin dalam keterangannya, di Pekanbaru akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, ekspor migas mengalami penurunan dari 112,61 juta dolar AS pada bulan Januari 2023 turun menjadi 101,60 juta dolar AS pada bulan Februari 2023.
Selama Januari-Februari 2023, katanya pula, nilai ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 2,76 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyebabnyaadalah turunnya ekspor nonmigas sebesar 2,28 persen dan ekspor migas sebesar 9,11 persen.
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 29,59 persen.
Sedangkanberdasarkan negara tujuan ekspor Riau pada Januari-Februari 2023, ekspor nonmigas Provinsi Riau adalah ke Tiongkok, India, dan Malaysia masing-masing mencapai 695,72 juta dolar AS, 331,40 juta dolar AS, dan 223,12 juta dlarAS.
Total nilai ekspor nonmigas Februari 2023 dari 13 negara mencapai 1,03 miliar dolar AS atau turun 151,71 juta dolar AS (12,79 persen) dibanding Januari 2023.
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti India sebesar 70,77 juta dolar AS (35,19 persen), Malaysia 57,39 juta dolar AS (40,92 persen).
Berikutnya negara tujuan ekspor Riau ke Pakistan tercatat sebesar 45,00 juta dolar AS (70,91 persen), Turki 38,28 juta dolar AS (67,71 persen), Italia 36,46 juta dolar AS (53,48 persen), Amerika Serikat 35,08 juta dolar AS (37,79 persen), Korea Selatan 16,59 juta dolar AS (32,20 persen), dan lain-lain.
Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Februari 2023 masing-masing adalah sebesar 214,30 juta dolar AS, dan 183,06 juta dolar AS, atau ke ASEAN turun 24,68 persen dan ke Uni Eropa turun 26,63 persen dibanding Januari 2023.
Pada periode Januari–Februari 2023, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai 695,72 juta dolar AS (22,83 persen), diikuti India dengan nilai 331,40 juta dolar AS (10,88 persen), dan Malaysia 223,12 dolar AS (7,32 persen).
"Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah minyak kelapa sawit, pulp kayu kimia, serta berbagai produk kimia. Sementara itu ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut dengan kontribusi masing-masing 16,37 persen dan 14,15 persen," demikian Misfaruddin. (*)