11 Nyawa Pekerja Melayang di Blok Rokan, Massa Mahasiswa Geruduk Gerbang Pertamina Hulu Rokan Siang Ini
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Rentetan kecelakaan kerja yang menewaskan 11 buruh di Blok Migas Rokan memantik reaksi keras dari beragam kalangan. Kelompok mahasiswa pun bersikap kritis dan akan menggelar aksi demonstrasi, Selasa (7/3/2023) siang ini.
Dalam video konsolidasi mahasiswa yang beredar, sejumlah mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) berkumpul dan menyatukan gerakan menuntut Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Blok Rokan bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang berulang terjadi.
"Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia. Pada hari ini Rabu, kami mahasiswa Universitas Lancang Kuning akan menggelar aksi. Terkait permasalahan PHR yang sedang viral dan booming saat ini," cetus pemimpin barisan mahasiswa dalam video tersebut.
Adapun dalam aksinya ini, mahasiswa menamakan front-nya dengan sebutan Aliansi Mahasiswa Universitas Lancang Kuning. Rencana aksi ini telah diberitahukan ke Kapolresta Pekanbaru lewat sepucuk surat.
BERITA TERKAIT: Murahnya Harga Nyawa Pekerja di Blok Rokan, Quo Vadis PHR?
Lokasi aksi akan dipusatkan di bundaran pintu masuk PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rumbai, Pekanbaru. Massa berjumlah sekitar 100 orang dan aksi digelar pukul 1 siang nanti.
Dalam surat pemberitahuan aksi, mahasiswa menuntut PHR untuk melakukan evaluasi total implementasi norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Mahasiswa Unilak juga mendesak agar aparat penegak hukum memproses kasus-kasus kecelakaan kerja berujung kematian buruh di Blok Rokan.
"Menuntut aparat penegak hukum (APH) melakukan penyidikan atas peristiwa kecelakaan kerja di lingkungan PHR," tulis Aliansi Mahasiswa Universitas Lancang Kuning dalam suratnya itu.
BERITA TERKAIT: Benarkah Jaffee Arizon Suardin Sosok 'Untouchable Man' di Blok Migas Rokan?
PHR menjadi sorotan sejak mendapat kepercayaan menjadi operator pengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu, pasca berakhirnya kontrak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Terhitung, sejak Juli 2022 hingga Februari 2023, telah terjadi sebanyak 8 kecelakaan kerja yang menewaskan 10 pekerja di Blok Rokan.
PHR menjadi pergunjingan atas tuduhan rendahnya penerapan aspek keselamatan pekerja, prosedur dan pengawasan kerja yang menyebabkan tragedi kecelakaan kerja terus terjadi.
Pada sisi lain, aparat penegak hukum belum pernah melakukan penegakan hukum atas kasus-kasus kecelakaan kerja tersebut.
Gonta-ganti pejabat di lingkungan PHR dilakukan, namun tak membawa perubahan substantif. Kecelakaan kerja justru berulang terjadi.
Sebelumnya pekan lalu, aksi demonstrasi besar-besaran juga sudah dilakukan kelompok mahasiswa dan pemuda se Riau di pintu gerbang PHR di Rumbai. Massa mendesak agar Dirut PHR Jaffee Arizon Suardin dicopot karena dinilai gagal dalam melakukan perlindungan terhadap pekerja di Blok Rokan. Massa juga mendesak aparat hukum mengusut kasus-kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Blok Rokan. (*)