Terungkap! Inilah Alasan Luhut Panjaitan Larang Pembangunan Hotel Bintang 3 di Kawasan Danau Toba
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang melarang pembangunan hotel bintang tiga di Danau Toba sempat menimbulkan pro kontra di tengah publik. Hal itu dinilai tak sesuai dengan upaya untuk melibatkan masyarakat menengah bawah dalam pembangunan kepariwisataan di kawasan Danau Toba.
Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno punya alasan soal pernyataan Luhut tersebut. Menurutnya, keberadaan hotel bintang tiga di Danau Toba sudah selevel xengan beberapa homestay serta hotel yang beroperasi saat ini.
Menurut Sandiaga, saat ini kawasan Danau Toba lebih membutuhkan hotel bintang lima.
"Kita membutuhkan akomodasi yang lebih tersedia di Danau Toba. Apalagi jika kita ingin menggagas beberapa event berskala internasional. Hotel bintang lima ini menjadi keharusan," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Senin (27/2/2023) lalu.
Sandiaga menyebut hingga saat ini belum ada hotel bintang lima yang tersedia. Gelaran F1H2O (F1 Powerboat) di Danau Toba pekan lalu menunjukkan belum mampu memenuhi kebutuhan hotel bintang lima bagi peserta maupun penonton.
"Kita tidak memiliki sama sekali di kawasan Danau Toba per hari ini, yang kelasnya adalah kelas internasional yang dikelola oleh brand-brand yang sudah terkenal. Ini juga banyak ditanyakan oleh peserta F1 Powerboat," imbuhnya.
Di sisi lain, ia juga mengimbau kepada para pengelola homestay di Danau Toba untuk terus meningkatkan layanan.
"Homestay juga harus meningkatkan kualitasnya. Harga Rp 350 ribu untuk homestay standar satu malam termasuk makan pagi, harus dirasakan tingkat layanan yang lebih baik ke depan," tutur Sandiaga.
Selain hotel berstandar internasional di kawasan Danau Toba, ia juga menilai perlunya live on board atau penginapan di atas kapal.
Penginapan ini dirasa penting untuk ada di kawasan Danau Toba, seperti yang dulu diterapkan di Labuan Bajo saat ada event internasional.
"Jelas dibutuhkan hotel bertaraf internasioanl di kawasan Danau Toba, termasuk juga live on board yang kami dorong, karena ini yang bisa mengatasi kelangkaan jumlah kamar," pungkasnya. (*)