Wah! Ternyata BBM Indonesia Bergantung dari Negara Amat Kecil Ini, Kok Bisa Ya?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sebagai negara yang kaya akan sumber daya migas, ternyata kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia bergantung pada dua negeri jiran. Salah satunya yakni Singapura, sebuah negara kecil yang tak memiliki sumber daya alam migas.
Satu lagi negara sumber BBM Indonesia yakni Malaysia yang dikenal memiliki perusahaan nasional Petronas.
Kok bisa ya?
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan Indonesia masih bergantung pada impor BBM dari negara Singapura dan Malaysia.
"BBM kita impornya banyak dari Singapura dan Malaysia," kata Tutuka," Senin (27/2/2023).
Sementara, untuk kebutuhan minyak mentah (crude) Indonesia bergantung pada impor dari Nigeria dan Saudi Arab.
Tutuka menjelaskan, Indonesia juga masih mengimpor gas alam bentuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari negara Amerika dan Arab.
"Untuk LPG kita banyak impor dari Amerika dan United Arab Emirat. Jadi kurang lebih itu yang saya gambarkan, itu totalnya kalau saya bilang banyak itu pasti lebih dari 60% kebutuhan total itu," tambahnya.
Indonesia memang telah menjadi net importir alias pengimpor minyak maupun produk minyak (BBM) selama lebih dari satu dekade. Bahkan, impor minyak terus membubung setiap tahunnya.
Selama 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah RI tercatat mencapai 15,26 juta ton, melonjak 11% dibandingkan impor minyak mentah pada 2021 yang tercatat sebesar 13,78 juta ton.
Begitu pun dari sisi nilai, impor minyak mentah pada 2022 disebutkan mencapai US$ 11,45 miliar atau sekitar Rp 171,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$), melonjak 62% dibandingkan nilai impor pada 2021 yang sebesar US$ 7,05 miliar atau sekitar Rp 105,7 triliun.
Mengacu pada data BPS, ternyata impor minyak mentah terbesar RI bukan berasal dari negara Timur Tengah. Adapun negara asal impor minyak mentah RI terbesar berasal dari Afrika, yakni Nigeria.
Impor minyak mentah RI dari Nigeria sepanjang 2022 tercatat mencapai 5,68 juta ton atau 37% dari total volume impor minyak mentah RI. Jumlah impor minyak mentah dari Nigeria selama 2022 ini tercatat meningkat 45% dibandingkan 2021 yang sebesar 3,92 juta ton.
Dari sisi nilai, impor minyak mentah dari Nigeria ini tercatat mencapai US$ 4,19 miliar atau Rp 62,8 triliun, melonjak 116% dibandingkan 2021 yang sebesar US$ 1,94 miliar atau sekitar Rp 29 triliun.
Menyusul Nigeria, negara asal impor minyak mentah RI terbesar kedua yaitu baru dari Timur Tengah, yakni Arab Saudi, kemudian di posisi ketiga ada Azerbaijan, lalu disusul Angola dan Australia.
5 Negara Asal Impor Minyak Mentah Indonesia:
1. Nigeria: 5,68 juta ton atau US$ 4,19 miliar.
2. Arab Saudi: 4,19 juta ton atau US$ 3,13 miliar.
3. Azerbaijan: 1,09 juta ton atau US$ 839,91 juta.
4. Angola: 1,08 juta ton atau US$ 837,64 juta.
5. Australia: 689,05 ribu ton atau US$ 569,76 juta. (*)