Sri Mulyani: Gaya Hidup Mewah yang Dilakukan oleh Keluarga Jajaran Kemenkeu Bisa Menciptakan Reputasi Negatif
SABANGMERAUKE NEWS - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh jajaran keluarga Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Hal ini menyusul viralnya kasus anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kemenkeu yang diduga melakukan pidana penganiayaan dan kerap pamer harta berupa motor dan mobil mewah.
Sri Mulyani mengatakan, tindakan pamer harta justru akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap integritas Kemenkeu, dan menciptakan reputasi negatif terlebih bagi pihak yang telah bekerja dengan profesional.
"Kemenkeu mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kemenkeu dan menciptakan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih, dan profesional," ungkapnya dalam akun Instagram @smindrawati Rabu (22/2/2023).
Bendahara negara itu menuturkan, pihaknya akan terus melakukan langkah konsisten untuk menjaga integritas seluruh jajaran Kemenkeu, dengan menerapkan tindakan disiplin bagi mereka yang melakukan korupsi dan pelanggaran integritas.
Ia pun mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat Ditjen Pajak tersebut. Serta menyatakan mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang.
"Kepercayaan publik adalah hal esensial dan fondasi yang harus dijaga bersama dan tidak boleh dikompromikan oleh seluruh jajaran Kemenkeu," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, viral di media sosial Twitter melalui unggahan @LenteraBangsaa_ bahwa seorang anak pejabat Ditjen Pajak diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang remaja hingga membuat korban koma dan masuk ICU.
Penganiayaan terjadi pada 20 Februari 2023 di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Salah satu pelaku berinisial MDS disebut merupakan seorang anak pejabat eselon II Ditjen Pajak Kemenkeu, yang kini telah ditahan kepolisian.
Atas kasus tersebut, banyak pihak menyoroti perilaku MDS yang kerap pamer harta di jejarang media sosialnya. Seperti oleh akun @LenteraBangsaa_ dan @ruhulmaani yang mengunggah sejumlah foto dan video MDS saat memamerkan motor dan mobil mewah.
"Bapaknya, pejabat eselon II Kantor Pajak. Anaknya, pamer Motor dan Mobil mewah. Bapaknya, berusaha ngumpet dari sorotan media. Biar publik gak penasaran duitnya dari mana. Anaknya, malah pamer di media kasih kabar kepada dunia bahwa bapaknya orang kaya," cuit akun @ruhulmaani dikutip Rabu (22/2/2023).
Kendaraan yang kerap dipamerkan yakni mobil Jeep Wrangler Rubicon dan motor Harley-Davidson juga disoroti pelaporannya dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) orang tua pelaku yang menjabat sebagai eselon II Ditjen Pajak Kemenkeu.
Lantaran, menurut LHKPN 2021, kedua kendaraan tersebut belum dilaporkan dalam harta kekayaan. Selain itu, mobil Jeep Wrangler Rubicon yang digunakan dalam aksi penganiayaan juga diketahui masih menunggak pajak. Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo pun sempat angkat bicara terkait kasus tersebut melalui akun Twitternya @prastow. Ia menyebut kasus penganiayaan tersebut merupakan kasus pribadi.
"Tentu hal tersebut menjadi perhatian dan bahan pendalaman. Mengingat ini kasus pribadi, kami berupaya membedakan dengan institusi. Komitmen Kemenkeu jelas, senantiasa menjaga integritas dan profesionalitas," ujar Yustinus dikutip Rabu (22/2/2022).
Dia juga menegaskan, Kemenkeu akan melakukan pendalaman terutama terkait pajak-pajak kendaraan yang disebut tak tercatat dalam LHKPN dan menunggak pembayaran pajak.
"Tentu akan dilakukan pengecekan sambil menunggu keterangan resmi," ucapnya. (RE-01)