Banyak Tempat Hiburan Malam di Kota Pekanbaru, Begini Kata Dosen Sosiologi Universitas Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Tidak sedikit tempat hiburan malam di kota-kota besar khususnya Pekanbaru, Riau. Tempat hiburan malam biasanya dikonotasikan negatif oleh sebagian masyarakat, padahal tidak semua tempat hiburan malam seperti itu.
Pekanbaru menjadi salah satu kota yang memiliki tempat hiburan malam. Ini menjadi satu fenomena di mana Kota Pekanbaru dikenal sebagai kota yang kuat akan adat budaya Melayunya.
Tidak sedikit pula mahasiswa di kota ini gemar mengunjungi tempat hiburan malam. Hal ini juga menjadi perhatian seorang dosen Sosiologi Universitas Riau, Indrawati. Ia mengatakan, tempat hiburan malam sebenarnya hal yang wajar.
"Kita sebagai manusia juga butuh hiburan kan, jadi tempat hiburan itu wajar-wajar saja, tapi maksud terselubung dari tempat hiburan ini yang kita waspadai," ungkapnya saat ditemui SabangMerauke News, Rabu (15/02/23).
Indrawati mengatakan bahwa fenomena sosial yang terjadi di tempat hiburan malam inilah yang mengundang stigma negatif dari masyarakat.
"Seperti tempat karoke yang banyak kita temui ya di Pekanbaru, tempat karoke itu kan sebenarnya bisa untuk melepas penat kita setelah bekerja, kita nyanyi-nyayi, tapi, ditempat karoke ini terkadang banyak juga yang menyediakan miras, bahkan menjadi tempat prostitusi , itu yang menjadikan tempat yang berkedok sebagai tempat hiburan ini menjadi buruk dimata masyarakat," jelasnya.
Menurut Indrawati, sebagai seorang dosen yang mengampu mata kuliah sosial, banyak mahasiswa yang terkadang terjerumus di tempat hiburan malam tersebut.
"Kalau kata anak muda sekarang itu kita harus gaul, jadi banyak mahasiswa atau pelajar yang merantau dari daerah, mulai meninggalkan norma-norma nya yang dulu (positif) dan mulai ikut-ikutan dengan pergaulan biar dibilang sebagai anak yang gaul, disitu banyak mahasiswa atau pelajar yang akhirnya terjerumus, awalnya coba-coba, lama kelamaan itu menjadi gaya hidup," tambahnya.
Perlunya bimbingan orang tua atau orang-orang terdekat untuk mengontrol perilaku-perilaku yang menyimpang.
"Kita sebagai tenaga pendidik menjadi orang tua pengganti lah istilahnya untuk anak-anak didik kita, sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk melindungi anak-anak kita sebagai penerus bangsa agar tidak ikut-ikutan dengan gaya hidup yang hedonis dan melewati bata," tandasnya. (CR-01)