Viral Pasangan Transgender Hamil dan Melahirkan di India, Begini Penjelasannya
SABANGMERAUKE NEWS - Viral pasangan transgender pertama di India mengumumkan kelahiran anak pertamanya.
Dikutip dari Outlook India, Pasangan tersebut bernama Ziya Paval dan Zahad, Paval yang sebelumnya mengandung anak pertama merupakan penari di Kerala, India.
Paval merupakan wanita yang kemudian memilih untuk menjadi pria, sementara pasangannya Zahad adalah wanita yang akhirnya bertransformasi menjadi pria.
Kehamilan yang dialami pasangan transgender asal India ini termasuk kejadian yang cukup langka. Sebab mernurut mereka, belum banyak pasangan transgender yang memiliki anak secara biologis.
Ziya dan Zahad memang sengaja menghentikan terapi hormon agar bisa hamil anak pertama.
"Sejauh yang kami tahu, di komunitas transgender tidak ada orang lain yang menyebut diri mereka sebagai orang tua biologis," kata Zahad dan Ziya.
Zahad telah meninggalkan keluarganya setelah mengaku sebagai transgender kepada mereka. Tapi setelah ia hamil, keluarganya menerima pasangan itu dan mendukung.
"Mereka membantu Zahad selama kehamilan," kata Ms Paval.
Pasangan transgender ini memutuskan untuk memiliki bayi pada satu setengah tahun yang lalu.
Kala itu, Zahad dan Ziya sama-sama sedang berada pada tahap terapi hormon untuk proses transisi gender yang berbeda.
Namun, indung telur dan rahim Zahad kala itu belum diangkat. Hal itu yang kemudian membuat Zahad dan Ziya menghentikan terapi hormon agar bisa hamil.
"Setelah kehamilan selesai, mereka dapat melanjutkan terapi hormon," kata Dr Mahesh DM selaku ahli endokrin di kota Bangalore yang telah bekerja dengan sejumlah pasangan transgender.
Soal Kehamilan
Jika seorang trans yang bertransisi dari perempuan biologis menjadi laki-laki dan tetap mempertahankan organ-organ tersebut, maka dia bisa hamil.
Dikutip dari Medical News Today, seseorang yang lahir sebagai laki-laki dan hidup sebagai laki-laki tidak bisa hamil. Namun, beberapa laki-laki transgender dan non-biner bisa mengalaminya, asalkan memiliki rahim dan indung telur.
"Ada juga teknik transplantasi rahim seseorang untuk tujuan kehamilan. Teknik ini masih sangat eksperimental dan berbahaya. Tapi kemungkinan kelahiran dengan kondisi cacat relatif tinggi," menurut catatan Healthline. (RE-01)