Kiat Didik Anak Laki-laki Sejak Dini Agar Lebih Menghargai Perempuan
SABANGMERAUKE NEWS - Budaya patriarki telah menyebabkan mayoritas anak laki-laki merasa superior dibandingkan perempuan. Di kemudian hari, pola pikir seperti ini akan menimbulkan berbagai macam diskriminasi gender. Penting bagi orang tua untuk mendidik anak agar menyadari kesetaraan sejak dini.
Superioritas anak laki-laki terhadap perempuan, menurut penelitian, telah menyebabkan mereka meremehkan lawan jenis. Bahkan tak jarang anak laki-laki mengonotasikan perempuan dengan kata lemah. Buku How to Raise a Feminist Son: Motherhood, Masculinity, and the Making of My Family oleh Sonoro Jha mungkin bisa jadi rujukan mendidik anak modern ini.
Berikut beberapa kebiasaan pengasuhan yang sehat untuk membesarkan anak laki-laki yang bahagia, cerdas, dan logis.
1. Biarkan dia menangis dan menerima emosinya
Anak laki-laki dan perempuan menangis dengan frekuensi yang sama ketika masih bayi dan balita, menurut penelitian. Saat mereka mulai tumbuh, anak laki-laki sering menahan tangis. Mereka boleh marah, tapi tidak menangis. Penindasan emosi pada usia dini ini dapat membatasi mereka untuk menerima emosinya, atau menghormati emosi orang lain.
2. Jangan pernah menggunakan kata “cewek” sebagai hinaan
Jangan pernah membiarkan kata-kata “jadi cewek” atau melakukan sesuatu seperti seorang gadis sebagai inferior. Salah satu stereotip yang umum adalah olahraga. Pastikan ketika anak laki-laki tumbuh besar, mereka diizinkan memainkan semua jenis permainan, apakah secara stereotip kekanak-kanakan atau feminin. Emily Kane, seorang sosiolog di Bates College, menunjukkan dalam penelitiannya bahwa orang tua memperkuat peran gender tradisional untuk anak laki-laki terutama karena mereka takut anak laki-laki tersebut akan dihina.
3. Berbagi pekerjaan sebagai orang tua
Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Jika orang tua mematahkan stereotip gender dalam rumah tangga, kemungkinan besar anak-anak akan mengikuti. Stereotip dasarnya adalah laki-laki melakukan pekerjaan rumah tangga dan perempuan pergi bekerja. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki dari ibu yang bekerja untuk waktu berapa pun sebelum anak laki-laki mereka berusia 14 tahun, menghabiskan lebih banyak waktu untuk pekerjaan rumah dan mengasuh anak ketika mereka tumbuh dewasa.
4. Ajari dia untuk menjaga orang lain
Ajari putra untuk tidak hanya merawat barang-barangnya sendiri tetapi juga orang lain, seperti hewan peliharaan atau adik. Anak laki-laki harus sama-sama bertanggung jawab untuk merawat anak mereka ketika mereka besar nanti, serta untuk orang tua mereka ketika mereka sudah tua.
5. Hormati persetujuannya
Belajar menghargai persetujuan berperan besar dalam pengasuhan anak laki-laki feminis. Ini tidak hanya mengajari anak secara verbal, tetapi juga mempraktikkan hal yang sama dengan mereka. Jadi, jika saat anak laki-laki yang masih balita mengatakan “tidak” saat menggelitik atau memperlihatkan gambarnya, hentikan dan hormati pilihannya. (*)