Langka Jadi Alasan Harga MinyaKita di Pekanbaru Merangkak Naik
Minyak goreng produksi pemerintah yang diluncurkan tahun lalu, MinyaKita, mendadak langka di sejumlah wilayah. Termasuk di Pekanbaru, Riau, keberadaannya juga mulai susah didapatkan. Kalau ada, harganya di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET.
Berdasarkan pengakuan salah satu pedagang di Pasar Cik Puan Pekanbaru, Upik, pihaknya kesulitan mendapatkan MinyaKita untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Menurutnya, sudah sepekan ini dia tak menjual minyak tersebut.
“Sudah seminggu MinyaKita tak masuk. Masuk pun tak banyak. Mulai langka. Mau tak mau pedagang nyari keluar untuk pembeli yang tak ingin memakai minyak curah,” tutur Upik, Jumat siang (3/2/2023).
Padahal, menurutnya, sejak dikeluarkan, masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan MinyaKita ketimbang minyak curah. Pasalnya, kemasan MinyaKita dinilai lebih bersih dengan harga yang juga terjangkau.
Lebih lanjut, Upik saat ia telah membatasi pembeli yang ingin mendapatkan MinyaKita. Kini satu orang hanya dapat membeli maksimal 2 liter.
“Sekarang pembelian sudah saya batasi,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 49 Tahun 2022, minyak goreng rakyat terdiri atas minyak curah dan MinyaKita diatur oleh pemerintah dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14 ribu per liter. Namun Upik terpaksa menjualnya Rp 15 ribu per liter demi mendapat untung.
“Satu kemasan per liter dijual Rp15 ribu karena saya dapat dari luar dengan harga Rp14 ribu per liternya,” lanjutnya.
Berbeda dengan MinyaKita, keberadaan minyak curah berlimpah. Namun menurut Upik daya beli masyarakat justru yang menurun.
“Pelanggan masih mencari MinyaKita. Tapi kalau tak ada, mau tak mau mereka beralih ke minyak curah,” katanya. (RE-02)