Makauhe Tumpah, Makanan Terpopuler 2023 Versi Dispar Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Selatpanjang – Kuliner khas Kepulauan Meranti, Makauhe Tumpah dinobatkan sebagai Makanan Terpopuler dalam ajang Anugerah Pariwisata Riau 2023 oleh Dinas Pariwisata (Dispar) di ball room Hotel Grand Central, Pekanbaru, pada Selasa (31/1/2023) malam.
Keistimewaan dari makanan Makauhe Tumpah ini telah membuat kabupaten termuda di Riau tersebut meraih Anugerah Pariwisata Riau 2023 untuk kategori Makanan Terpopuler.
Makauhe atau kerap juga disebut rama-rama merupakan sejenis udang-udangan. Bentuknya aneh lantaran seperti perpaduan antara kepiting dan lobster. Makauhe memiliki dua capit dan beberapa kaki layaknya kepiting. Sementara ekornya seperti kalajengking. Berwarna merah maupun hitam keemasan.
Untuk makauhe jantan, memiliki dua capit yang sangat besar tetapi tidak bertelur. Sedangkan makauhe betina memiliki capit sedang, sementara di dalam perutnya banyak terdapat telur berwarna kuning. Hewan ini hidup di dalam tanah rawa. Sarang hewan ini biasanya ditandai dengan tanah yang bergunduk.
Untuk mengambilnya, dibutuhkan kepiawaian tersendiri. Masyarakat lokal menyebutnya sebagai ‘Ngujak’. Ngujak dilakukan dengan memompa sisi tanah yang bergunduk tersebut. Saat dipompa, air akan keluar dari lubang. Usaha ini akan mendorong makauhe juga ikutan keluar.
Cara lain adalah menggunakan pestisida. Racun tumbuhan itu cukup dicampur air dan disiram ke dalam lubang gundukan. Beberapa saat kemudian makauhe akan keluar dari sarangnya karena mabuk. Namun, rasa makauhe diklaim lebih enak jika ditangkap dengan cara tradisional.
Di Kota Selatpanjang, makauhe ini merupakan salah satu menu seafood yang banyak dihidangkan di beberapa tempat makan. Harga pun akan semakin mahal untuk makauhe yang sudah siap saji. Penyajian makohe tidak pula sulit. Bagi yang ingin ringkas, cukup direbuskan saja dan makauhe siap disantap.
Selain direbus, penyajian Makauhe ada beberapa pilihan, di antaranya masak lada hitam atau saus padang dan saus tiram. Jika sudah berada di bawah siraman saus padang, Makauhe ini sudah seperti masakan lobster atau kepiting.
Syah Roma, salah satu penjual makauhe yang ada di Selatpanjang, mengungkapkan, hewan ini pada dasarnya tidak bisa dibudidaya, oleh karena itu untuk mendapatkannya dicari langsung ke habitatnya di sekitar pesisir bakau.
“Makauhe ini tidak bisa diterapkan, jadi memang dicari di sekitar pinggiran pantai yang berlumpur. Biasanya itu ada gundukan dan lubang-lubang kecil tandanya,” ungkap Roma kepada wartawan (1/2/2023).
Roma yang sudah menjual Makauhe sejak tahun 2013 itu menjual makauhe per ekor seharga Rp 6.000. Saban hari dirinya bersama dengan rekan-rekannya bisa mendapatkan rata-rata 100 ekor Makauhe.
“Memang kita carinya ramai-ramai bisa sampai 100 ekor tiap hari. Tapi kendalanya itu kadang menyetujui (tergantung) kondisi alam karena carinya di sekitar bakau,” katanya.
Dia mengakui makauhe memang paling banyak terdapat di Kepulauan Meranti. Menurutnya, hewan mirip udang ini belum tentu didapatkan di daerah lain walaupun sama-sama pesisir pantai.
“Makauhe ini memang banyak ditemui di Meranti, di daerah lain jarang. Meranti ini seperti sudah habitat makauhe sejak dulu,” katanya.
Tidak heran masakan dengan bahan baku Makauhe ini menjadi khas di Kepulauan Meranti. Dalam memasak hidangan Makauhe Tumpah ternyata tidak begitu sulit. Rusdiana, seorang penyedia masakan Makaue Tumpah di Selatpanjang membagikan resep kepada RiauAkses.com.
Dia mengatakan pada dasarnya dalam memasak Makauhe Tumpah hampir mirip dengan Seafood Tumpah, dengan perbedaan utama dari bahan. Adapun bahan-bahan yang disiapkan di antaranya Bawang merah, Bawang Putih, Cabe Merah, Bawang Bombay, bawang Perai dan Daun sop bawang Goreng (taburan), saos tomat, saos cabe, dan saos tiram.
Sebelum dimasak, Rusdiana mengatakan Makauhe terlebih dahulu direbus dan dibersihkan kotorannya.
“Jadi direbus dulu agar empuk dan dibersihkan kotorannya. Untuk ini tidak lama sekitar 5 menit,” ujarnya.
Setelah itu kemudian bahan-bahan yang disebutkan di atas diolah menjadi bumbu dan ditambah sedikit air dengan lama pengerjaan sekitar 10 menit. Setelah bumbu siap, makauhe yang sudah direbus kemudian dimasukkan ke dalam bumbu dan dimasak sekitar 5 menit.
Setelah matang, Makauhe kemudian disajikan dengan cara ditumpahkan di atas meja dalam keadaan panas. Oleh sebabnya masyarakat di Selatpanjang menyebut hidangan ini dengan nama populer Makauhe Tumpah. Disampaikan Rusdiana Makauhe Tumpah bukan menjadi santapan acara khusus.
“Jadi tidak ada acara yang memang khusus kalau masak Makauhe. Tapi biasanya memang kerap dijadikan santapan kalau ramai-ramai,” tuturnya.
Dirinya menambahkan dalam menghidangkan makauhe, masyarakat juga kerap hanya dengan merebus dan dimakan dengan sambal.
“Jadi sering juga masyarakat kita hidangannya itu hanya dengan direbus kemudian dimakan dengan sambel,” katanya.
Dia juga mengaku tidak selalu menyiapkan masakan Makauhe karena tergolong sulit mendapatkan bahan dan harganya yang tergolong mahal.
“Harganya memang lumayan mahal, belum lagi kadang susah dapat bahannya. Untuk satu porsi kecil saja itu sekitar Rp 50 ribu,” pungkasnya. (R-01)