Kisah Warga Meranti Terancam Gagal Haji Gara-Gara Wacana Biaya Membengkak
SABANGMERAUKE NEWS, Selatpanjang – Salah seorang calon jemaah haji asal Kepulauan Meranti, Darmizun mengaku terancam batal ke melaksanakan haji tahun ini. Penyebabnya adalah wacana kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang membengkak hampir menyentuh Rp 70 juta.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Agama mewacanakan ongkos naik haji atau ONH menjadi Rp 69 juta pada 2023. Besaran itu naik hampir 100 persen dari tahun lalu, Rp 39,8 juta..
Padahal dia dan istrinya pernah batal menuaikan ibadah haji 2020 lalu gegara Pandemi Covid-19. Penantiannya selama 8 tahun terpaksa ditambah dua tahun lagi.
“Saya mendaftarkan diri bersama istri pada tahun 2012 silam dan juga sudah melunaskan pembayaran. Seharusnya sudah berangkat pada musim haji tahun 2020, namun karena situasi sedang pandemi Covid-19, kami jadi batal berangkat,” kata Darmizun, Senin, (30/1/2023).
Peluang batal haji itu untuk kali kedua itu, kata Mizun, sapaannya, lantaran dirinya tak sanggup jika harus membayar BPIH yang naik tahun ini. Pasalnya, pengusaha kecil-kecilan itu baru saja terdampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya meminta pihak Kemenag menarik dan membatalkan wacana kenaikan tersebut.
“Saya calon jemaah haji 2023 sangat keberatan dengan wacana pemerintah mengenai kenaikan ONH ongkos naik tahun ini,” keluhnya.
“Saya ini hanya pengusaha kecil dan istri juga hanya guru MDA yang tidak serta merta memiliki uang dalam sekejap untuk melunasi ONH yang diputuskan dengan tiba-tiba,” tuturnya lagi.
Ditambahkan Mizun, dari 157 orang yang mendaftarkan haji untuk keberangkatan haji tahun 2023, baru 94 orang yang baru melunaskan pembayaran. Mewakili yang lain, banyak juga yang mengungkapkan rasa kekecewaan tersebut.
“Tentunya wacana ini sangat meresahkan bagi kami yang mengharapkan keberangkatan tahun ini. Padahal CJH yang berangkat musim 2022 lalu tidak ada kenaikan, sementara di tahun 2023 dinaikkan meski pihak Kerajaan Arab Saudi justru menurunkan biaya haji,” ujarnya.
Meskipun begitu, Mizun memastikan tidak akan menarik ONH yang telah dilunasi sejak tiga tahun lalu itu, meskipun batal berangkat ke Tanah Suci pada bulan Mei ini, jika wacana kenaikan ONH ini terealisasi.
“Meskipun nanti kami tak bisa berangkat akibat adanya penambahan biaya, saya tak akan mengambil yang yang telah dilunasi, karena antriannya begitu lama. Namun kami bingung juga, uang mana mau dicari lagi dalam waktu singkat, yang tersisa hanya dana selama disana, kami sudah mendambakan sejak lama keberangkatan ini,” pungkasnya. (R-01)