Gunung Es di Antartika Pecah, Berbahayakah?
SABANGMERAUKE NEWS - Sebuah gunung es di Antarktika pecah dan kini terombang-ambing di lautan.
Gunung es yang terbentuk dari pecahan ini begitu besar, memiliki tebal 150 meter dan luas total 1.550 km persegi.
Gunung es ini menjadi salah satu bagian dari beting Es Brunt. Tak jauh dari area tersebut tinggal sejumlah ilmuwan Inggris di dalam stasiun penelitian untuk keperluan riset.
Beruntung semua 21 staf yang bekerja di Stasiun Penelitian Halley dan tim British Antarctic Survey dilaporkan aman dan telah mewaspadai peristiwa ini.
Profesor Dame Jane Francis, Direktur BAS, mengatakan, pengukuran ini telah dilakuka, melalui analisis retakan yang telah muncul sejak lama dan perlahan membesar.
Peneliti menggunakan instrumen automated network of high-precision GPS dalam mendeteksi retakan.
“Alat ini mengukur bagaimana beting es berubah bentuk dan bergerak, dan dibandingkan dengan citra satelit dari ESA, NASA dan satelit Jerman TerraSAR-X,” kata dia dilansir Daily Mail.
Fenomena patahnya es ini terjadi secara alami dan bukan karena perubahan iklim. Peristiwa ini juga telah diperkirakan sebelumnya oleh para peneliti.
“Tim sains dan operasional kami terus memantau beting es secara real-time untuk memastikan keamanannya.”
Peristiwa pecahnya gunung es, sebelumnya pernah terjadi pada 2018. Saat itu, gunung es raksasa bernama A68 pecah menjadi beberapa bagian.
Es ini mulanya memiliki luas hampir 6.000 km persegi, lebih besar dari luas Pulau Madura. Kala itu, ilmuwan sempat dibuat bingung penyebab merekahnya gunung es ini.
"Gunung es mewakili sekitar 50% dari hilangnya massa es Antartika, yang terjadi ketika mereka terlepas dari lapisan es," kata Alex Huth, dari Univ. Princeton, penulis utama studi di jurnal Science Advance.
"Saat mereka hanyut, mereka menyimpan air lelehan jauh dari lapisan. Ini dapat mempengaruhi sirkulasi laut dengan membuat stratifikasi kolom air dan pada dasarnya dapat menyuburkan lautan dengan besi karena mereka adalah sumber sedimen dari Antartika, yang dapat menyebabkan peningkatan dalam fitoplankton.” (RE-01)