Matahari Kembar Berpotensi Memberi Kehidupan
SABANGMERAUKE NEWS - Sebuah studi mempelajari evolusi dari orbit planet selama satu miliar tahun yang di sekitarnya terdapat dua bintang.
Hasilnya menunjukkan bahwa sistem 'Matahari kembar' mungkin akan cocok untuk kehidupan. Salah satu pertanyaan terbesar dalam mencari kehidupan di luar tata surya adalah jenis bintang apa yang dapat menopang kehidupan.
Kita tahu bahwa bintang tipe-G soliter bisa memberikannya, misalnya seperti kehidupan di Bumi. Namun, itu hanya mencakup sebagian kecil dari bintang galaksi.
Kecuali, jika lokasinya lebih beragam, galaksi bisa menjadi tempat yang sangat sepi, melansir dari laman IFL Science, Kamis, (26/1/2023), bintang tipe-M katai merah adalah yang paling umum dan kapasitasnya untuk mendukung kehidupan banyak diperdebatkan.
Pada konferensi American Astronomical Society baru-baru ini, Michael Pedowitz dan Mariah MacDonald dari College of New Jersey mengalihkan perhatian mereka ke pertanyaan terbesar kedua, apakah kehidupan dapat bertahan di planet yang dihangatkan oleh sepasang 'Matahari'.
Beberapa sistem biner terpisah begitu jauh sehingga sebuah planet yang mengorbit satu bintang hampir tidak terpengaruh.
Kasus yang lebih menarik adalah dari planet sirkumbiner (CBP), yang dikenal sebagai dunia mirip Tatooine di mana bintang-bintang sangat berdekatan sehingga sebuah planet perlu mengorbit keduanya untuk berada pada jarak yang aman.
"Hasil kami mengkonfirmasi bahwa planet yang mengorbit mendekati biner yang sangat eksentrik dengan cepat menjadi tidak stabil,” bunyi laporan tersebut.
Bahkan, jika planet seperti itu menghindari pembakaran di salah satu bintangnya, perubahan suhu liar yang akan dialaminya akan mengesampingkan prospek kehidupan.
Namun, hampir semua planet (87 persen) dengan sumbu semimajor setidaknya tiga kali lebih besar dari apocenter biner stabil, terlepas dari rasio massa biner atau eksentrisitas.
Stabilitas orbit saja tidak cukup. Dua pertiga dari planet yang dimodelkan akan terlalu panas atau terlalu dingin untuk air cair di permukaannya, di seluruh orbitnya.
Namun demikian, 15 persen dari planet stabil yang dimodelkan mereka memiliki suhu yang dapat dihuni setidaknya 80 persen dari orbitnya.
Persentase itu mungkin tampak terlalu rendah tetapi tim memperkirakan lautan dan atmosfer tidak akan menstabilkan suhu selama lintasan singkat di dekat bintang.
“Kami menemukan bahwa CBP yang berpotensi layak huni cenderung mengorbit dekat dengan biner dengan jarak pemisahan kecil, tetapi jarang mengorbit di sekitar bintang biner yang memiliki massa serupa karena planet stabil di sekitar biner semacam itu terlalu dingin,” tulis mereka.
Dengan kata lain kita bisa melupakan Tatooines atau Magratheas yang mengorbit 'matahari kembar'. Sebaliknya, planet seperti ini akan memiliki satu bintang besar mirip Matahari dan satu bintang sekunder yang jauh lebih redup.
Metode pendeteksian yang ada mempersulit pencarian planet dalam sistem biner, sirkumbiner atau tidak, yang mungkin menjadi alasan mengapa ilmuwan belum menemukan planet, bahkan di sekitar Alpha Centauri terdekat. (RE-01)