Respon Keras Disnaker Riau Terkait Tewasnya Kembali Buruh Migas di Blok Rokan: Ini Murni Kecelakaan Kerja!
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Seorang buruh migas di Blok Rokan mengalami kecelakaan kerja hingga tewas pada Rabu (19/1/2023). Kecelakaan bersifat fatality ini terjadi ketika Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau baru saja menginvestigasi kematian enam pekerja sebelumnya pada periode Juli hingga Desember 2022 lalu.
Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Tenaga Kerja, Rival Lino menjelaskan kejadian kematian ketujuh ini berbeda dengan enam kejadian kematian yang diinvestigasi oleh tim yang dipimpin Ahli Utama Pengawas Ketenagakerjaan, Jonli.
“Kejadian yang kemarin terjadi berbeda dengan kasus kematian enam sebelumnya. Ini kan kecelakaan, bukan faktor kesehatan. Pekerjanya tertimpa drilling,” jelas Rival Lino, Kamis (19/1/2023).
Ia menjelaskan, kasus terakhir murni kecelakaan kerja dan terkategori fatality di mana pekerja DS (22) tertimpa Full Opening Safety Valve (FOSV) yang terjatuh dan mengenai Floorman DS yang berada di Working Platform (WPF), Rabu (18/1/2023).
“Kejadian meninggal jam 8.30 itu sampai hari itu masih dalam pemeriksaan, pendalaman. Kalau enam sebelumnya terkait kesehatan kerja sudah dikeluarkan nota hasil pemeriksaan per tanggal 16 Januari,” jelas Rival Lino.
Ia menjelaskan investigasi kemarin lebih mengarah kepada standar kelayakan pekerja karena penyebab kematian yang mirip disinyalir akibat kondisi kesehatan yang lemah.
Terkait dengan hasil investigasi, Rival Lino menyebut hal tersebut bersifat rahasia antara tim investigasi dan PT PHR.
“Itu isinya itu kewenangan tim investigasi, sifatnya pembinaan,” ujar Rival Lino singkat.
Diberitakan sebelumnya, Kematian pekerja migas untuk ketujuh kalinya kembali terjadi di Blok Rokan, Riau, Rabu (18/1/2023). Peristiwa fatality di industri strategis nasional ini kian menambah daftar hitam tudingan minimnya perlindungan dan keselamatan kesehatan pekerja di blok minyak yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 9 Agustus 2021 lalu.
Kejadian fatality terbaru menyebabkan kematian menerpa karyawan PT Asrindo Citra Seni (ACA), perusahaam subkontraktor PT PHR di Rig ACS-06, lokasi Minas 5D-28, Kabupaten Siak. Karyawan berinisial DS, berusia 22 tahun mengalami luka fatal hingga berujung kematian.
Kejadian ini menyusul enam kejadian yang terjadi sepanjang 2022. Sebelumnya, pada 27 Juli 2022 lalu, seorang pekerja PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi juga tewas. Pekerja bertugas sebagai PMCoW ini disebut mengalami hilang keseimbangan saat sedang istirahat.
Pada 30 Juli 2022 lalu, seorang operator PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meninggal dunia yang sebelumnya disebut mengalami nyeri dada saat akan menaiki tangga.
Selanjutnya di bulan November terjadi 3 kecelakaan beruntun. Ketiganya yakni seorang pekerja drilling dari PT Asrindo Citraseni Satria (ACS) berusia 53 tahun yang meninggal pada 17 November lalu. Sang driller dalam diagnosa yang dipaparkan PT PHR disebut merasa lemas di acces control pada saat dirinya tiba di rig sebelum memulai bekerja.
Kemudian pada 20 November terjadi dua kasus kematian pekerja yang menimpa seorang operator dozer dari PT Asia Petrocom Services (APS). Operator tersebut ditemukan tidak sadarkan diri berada di dekat unit dozer.
Pada hari yang sama 20 November lalu, seorang sopir ambulans PT Andalan Permata Buana (APB) juga meninggal dunia. Laporan yang disampaikan PHR menyebut sopir tersebut tidak sadarkan diri di kamar driver saat berada dalam klinik Minas, Siak.
Kemudian pada Sabtu (24/12/2022), seorang karyawan PHR bernama Supriadi, berusia 59 tahun dan bertugas sebagai supervisor piping, meninggal di RSUD Minas.
Kematian pekerja di Blok Rokan yang terbaru ini terjadi setelah evaluasi dilakukan oleh Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi (Disnakertrans) dalam kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan 6 pekerja di blok migas tersebut meninggal dunia.
Pjs. EVP Upstream Business WK Rokan Rizal D Nasution dalam pesan WhatsApp yang beredar menerangkan, kejadian ini terjadi ketika seorang floorman PT Asrindo Citra Seni (PT ACA), DS (22) mengalami luka fatal setelah Full Opening Safety Valve (FOSV) terjatuh dan mengenainya saat ia berada di Working Platform (WPF).
"Setelah selesai pekerjaan run in hole Electrical Submersible Pump (ESP) dan absorber wheel diturunkan, kru memposisikan kembali air hoist ke center well. Pada saat proses memposisikan air hoist ke center well, kru menggunakan Full Opening Safety Valve (FOSV) sebagai pemberat. Ketika driller mengangkat air hoist, air hoist tersangkut di area monkey board dan kemudian FOSV terlepas sehingga mengenai IP yang berada di Working Platform (WPF)," terang Rizal D Nasution
Pasca kejadian, pihak perusahaan telah melakukan tindakan evakuasi korban ke klinik PHR Minas dan melaporkan insiden kepada pimpinan PHR.
"Selain itu, tindakan barikade dan mengamankan lokasi kejadian, serta mengumpulkan data untuk proses investigasi dan melakukan pendampingan keluarga korban," tulis pesan tersebut.
Safety Stand Down
Humas PT PHR, Rinta menyampaikan keterangan dari Corporate Secretary PT PHR, Rudi Affirianto yang mengonfirmasi adanya kejadian kecelakaan kerja tersebut.
"Atas nama pribadi dan segenap pekerja PHR dan Pertamina, kami mendoakan semoga beliau diberikan tempat paling baik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," Rudi Affirianto.
Dalam keterangan tertulis itu, Direktur Utama PT PHR Jaffee Arizon Suardin mengatakan, pasca kejadian ketujuh di wilayah kerja PHR ini akan dilakukan Safety Stand Down dimana semua kontraktor dan subkontraktor berhenti untuk tidak melaksanakan aktifitas pekerjaan dan melakukan meeting untuk membahas tentang HSE
"PHR memberikan perhatian serius terhadap kejadian ini. Berkolaborasi dengan Polda Riau, proses investigasi secara menyeluruh saat ini sedang berjalan. Pihak manajemen PHR juga meminta seluruh kru untuk melakukan safety stand down," jelas Jaffee.
Diketahui, saat ini wilayah kerja PT PHR tengah dievaluasi pasca enam kejadian meninggal di 2022 lalu. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau menyebut evaluasi pekerjaan itu dipimpin pengawas ketenagakerjaan ahli utama satu-satunya di Indonesia bernama Jonli. (CR-02)