Pengamat Politik Sebut Upaya Reshuffle Jokowi Hanya untuk Menyingkirkan NasDem dari Kabinetnya
SABANGMERAUKE NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut tak memiliki dasar politik yang kuat untuk memaksakan reshuffle kabinet Indonesia Maju.
“Tidak ada dasar yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan reshuffle kabinet,” kata pengamat politik Jamiluddin Ritonga, Senin (26/12/2022).
Dia menyebut, kepuasan publik kepada pemerintah saat ini cukup tinggi. Survei Charta Politika teranyar contohnya, yang menyebut kepuasan responden terhadap rezim Jokowi-Maruf Amin di atas 70 persen.
“Sangat tidak logis melakukan reshuffle kabinet bila mengacu pada hasil survei tersebut,” kata pengamat dari Universitas Esa Unggul ini.
Lagi pula, menurutnya saat ini tidak ada kekisruhan di pemerintahan yang membuat Jokowi perlu merombak kabinetnya.
Sebab, kekisruhan umumnya mengganggu kinerja dan menimbulkan penurunan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
“Kisruh politik yang menyebabkan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf juga tidak terlihat. Hal itu terlihat dari terjaganya stabilitas politik nasional,” katanya.
Namun, Jamiluddin menduga jika terjadi reshuffle, itu hanyalah upaya Jokowi menyingkirkan kader NasDem dari kabinet.
Akan tetapi, pihaknya mengingatkan, akan ada dampak negatif ketika Jokowi memaksakan reshuffle demi menyingkirkan kader NasDem dari kabinet.
“Kalau itu tujuannya, bisa saja ekskalasi suhu politik akan meningkat. Sebab, NasDem yang merasa berkeringat menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI akan gerah karena didepak tanpa dasar,” kata Jamiluddin. (RE-02)