Tim Dosen dan Mahasiswa UIR Gelar Pengabdian Masyarakat Kepada Kelompok Tani di Lahan Terlantar Desa Pandau Jaya Kabupaten Kampar
SABANGMERAUKE NEWS, Kampar - Tim dosen dan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) melaksanakan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Dasawisma Petani Tanaman Pangan di lahan terlantar Desa Pandau Jaya, Kabupaten Kampar.
Tim pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Prof Sufian Hamim, bersama Prof Detri Karya, dan Ir Fathurrahman beserta beberapa mahasiswa S1 dan S2.
Pengabdian tersebut berupa pendampingan dan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) kepada kelompok tani tanaman pangan. Kegiatan berlangsung selama 3 bulan dari September hingga Desember. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan lahan, produksi, sampai ke pemasaran hasil.
Rencana kegiatan yang telah dilaksanakan dengan mengadakan faktor produksi, membentuk kelompok berjumlah 5 orang, penyewaan lahan atau bagi hasil dengan pemilik lahan seluas seperempat hektar dengan sistem perjanjian pinjaman atau sewa.
Selain itu, juga pengadaan sarana produksi jaring pagar lahan, cangkul, penggali, parang, pompa semprot, meteran, palu, bibit unggul, pupuk kandang, racun hama, dan kelengkapan bahan dan peralatan pertanian lainnya.
Hal lainnya yakni mempersiapkan teknologi pertanian tepat guna dan mengarahkan kelompok melakukan kegiatan pertanian jenis tanaman sesuai kondisi lahan dan kondisi permintaan pasar yaitu tanaman cabai dan jagung tumpang sari dengan tanaman pisang.
Selain itu juga memberikan pemahaman manajemen usaha kepada kelompok berkaitan dengan rencana kegiatan, penyediaan sumber daya, proses dan target pencapaian tujuan usaha kelompok.
Tim dosen juga melakukan pemantapan manajemen produksi, proses dan pemasaran hasil. Setelah pasca panen petani diharapkan juga mampu melaksanakan usaha pasca panen dengan proses kemasan dan pengolahan produk lanjutan, misalnya pakan ternak dan pakan ikan.
Tim pengabdian juga telah memberikan pengetahuan kelompok tani dasa wisma dalam menggunakan aplikasi media digital untuk memasarkan produknya melalui Youtube.
Dalam kegiatan tersebut, tim pengabdian menemukan tiga masalah pokok terkait pertanian di wilayah Desa Pandau Jaya.
Masalah prioritas pertama Desa Pandau Jaya adalah faktor produksi serta optimalisasi lahan yang tak maksimal. Banyak lahan milik masyarakat belum di garap atau terlantar. Penyebabnya, keterbatasan sarana produksi, modal, maupun teknologi.
Kedua, masalah manajemen usaha tani. Masyarakat belum memahami bagaimana menganalisis jenis hasil produksi pertanian yang menjadi permintaan pasar. Hal ini disebabkan sumber daya manusia, pola pikir, semangat kewirausahaan, ketangguhan berusaha, yang masih rendah di Desa Pandau Jaya.
“Masyarakat desa umumnya sebagai petani dan pekerja lepas. Demikian pula sebagai petani subsistensi, mereka belum memahami bagaimana menjadi petani yang produktif, antara lain dengan menggunakan metode intensifikasi lahan, pola tanam ganti musim dan pola pertanian terpadu,” tulis tim pengabdian masyarakat dalam laporan mereka.
Masalah utama ketiga, yaitu soal produksi yang belum dikaitkan dengan faktor pemasaran. Sebagai petani mereka umumnya ikut-ikutan petani lain, sehingga di dalam produksi pertanian belum melakukan analisis prediksi apa saja produk hasil produksi pertanian yang menjadi permintaan pasar saat itu. Demikian juga pemasaran menggunakan teknologi aplikasi digital belum dipahami.
Metode pendekatan yang dapat dilakukan adalah rapat, pertemuan, FGD, keterlibatan langsung dalam kelompok, produksi, dan memasarkan dengan teknologi digital Youtube.
Evaluasi dan keberlanjutan program dengan metode penyebaran angket, kuesioner, wawancara terpimpin, kewajiban pelaporan dan tindakan perbaikan segera jika menemukan penyimpangan.
Solusi dan target luaran yang akan dicapai yaitu mengadakan faktor produksi, membentuk kelompok berjumlah 5 orang, penyewaan lahan atau bagi hasil dengan pemilik lahan seluas seperempat hektar dengan sistem perjanjian pinjaman atau sewa.
Pengadaan Sarana Produksi
Mempersiapkan teknologi pertanian tepat guna dan mengarahkan kelompok melakukan kegiatan pertanian jenis tanaman sesuai kondisi lahan dan kondisi permintaan pasar yaitu tumpang sari antara tanaman buah-buahan jenis kates yang akan ptoduksi terus dengan tanaman sela sayuran dan dipadukan dengan peternakan ayam kampung.
Luaran yang dicapai yaitu Kelompok terbentuk dan ada kejelasan pembagian tugas, kewenangan dan tanggungjawab ketua dan 4 anggota kelompok, tersedianya lahan 1/4 ha dengan perjanjian pinjaman atau sewa, terbangunnya 1 unit pondok tempat pertemuan anggota kelompok.
Tersedianya peralatan pertanian untuk 5 anggota kelompok, jaring pagar lahan 500 m, dan pengadaan sarana produksi pupuk, bibit dan racun hama untuk luas lahan 1/4 ha yaitu dengan rencana penanaman 1.500 batang pohon kates, 1/4 ha penanaman sayuran untuk tanaman tumpang sari, dan pengadaan 100 ekor induk ayam kampung dewasa.
Memberikan pemahaman manajemen usaha kepada kelompok berkaitan dengan rencana kegiatan, penyediaan sumber daya, proses dan target pencapaian tujuan usaha kelompok.
Ketua dan 4 anggota kelompok memahami teknologi yang akan di terapkan, bagaimana memproduksi dan memasarkan suatu produk, memahami fungsi manajemen, merencanakan, menggerakkan, mengevaluasi, mengawasi dan membuat pencatatan pembukuan. Direncanakan sebanyak 4 kali dalam sebulan pelaksana PKM melakukan FGD kepada anggota kelompok mitra.
Manajemen Produksi
Setelah pasca panen petani diharapkan juga mampu melaksanakan usaha pasca panen dengan proses kemasan dan pengolahan produk lanjutan, misalnya pakan ternak dan pakan ikan, sehingga lebih ekonomis dan memiliki nilai tambah.
Kegiatan PKM selanjutnya yaitu membantu kelompok tani dasawisma mampu menggunakan aplikasi media digital untuk memasarkan produknya melalui youtube. Caranya, dibuatkan aplikasi atau konten vidio cara memasarkan produk melalui youtube.
Kelompok Mitra dihubungkan dengan 5 pihak agen pembeli dan supermarket produk pertanian tanaman sayuran, kates, semangka dan ayam kampung di Provinsi Riau dan Sumatera Barat. (*)