Safari Politik Anies Baswedan Disorot, Rocky Gerung Sewot: Ada yang Pakai Fasilitas Negara, Kok Diam?
SABANGMERAUKE NEWS - Road show safari politik Anies Baswedan dikecam banyak pihak. Eks Gubernur DKI Jakarta itu dikatakan mencuri start kampanye calon presiden (Capres) 2024 mendatang. Meski tidak melanggar aturan, oleh Bawaslu Anies disebut tidak memiliki etika politik.
Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai apa yang dilakukan Anies sah-sah saja. Sebab ia belum dinyatakan sebagai bakal Capres oleh koalisi partai.
“Koalisinya saja belum sepakat, apa masalahnya?” ungkap Rocky di YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (18/12/2022).
Menurutnya apa yang dilakukan Anies juga banyak dilakukan figur politik lain. Bahkan, ia mengatakan, Menteri BUMN Erick Thohir yang digadang-gadang maju sebagai Capres dari partai Golkar juga kerap mencuri kesempatan kampanye.
“Dia tidak hanya curi start, tapi juga waktu yang seharusnya dialokasikan untuk publik, curi fasilitas negara, semuanya dia curi itu,” ujar Rocky.
Menurutnya, anggapan Anies mencuri start kampanye ini adalah bentuk ketakutan tidak berdasar. Terlebih masa kampanye yang hanya 75 hari tidak ideal untuk menjual ide dan gagasan.
“17 partai selama 75 hari. Itu artinya partai hanya dapat 4,5 hari. Apa yang mau ditampilkan? Ini kan di luar periode, setiap hari seharusnya partai politik berkampanye. Anggota DPR kampanye, kan dia mau buat legislasi,” papar Rocky.
Masa kampanye yang minim ini disebutnya tidak sesuai dengan tujuan berdemokrasi cerdas dalam pemilu. Dengan masa kampanye yang pendek, masyarakat tidak akan mengenal calonnya dengan baik. Ujung-ujungnya, politik uang kembali terjadi.
“Visi dan misi harus diperebutkan panjang. Kalau begini, Lebih baik kirim amplop. Pemilu ini jelas tidak bermutu, rakyat jadi dungu aja deh,” tambah Rocky.
Ia menilai, Pemilu tahun 2024 malah memberi kesan kedangkalan berpolitik. Mulai dari penyelenggara, hingga tahapannya disebut Rocky seperti memberi angin untuk kemungkinan penundaan pemilu.
Alih-alih memperbaiki kualitas Pemilu dengan memperbanyak sosialisasi politik dan debat terbuka terutama di kampus-kampus, ia malah melihat sejumlah elite membuka narasi penundaan pemilu.
“KPU juga sudah kehilangan moral, karena kasus dua hari lalu yang diduga ada kecurangan. Sepertinya enggak akan ada pemilu berkualitas sehingga wacana perpanjangan pemilu itu bisa diloloskan,” katanya. (CR-02)