Produksi Terganggu Gara-Gara Gardu Listrik Terbakar, PT Pertamina Hulu Rokan Dapat Peringatan dari DPR: Jaga Produksi Blok Rokan
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Beberapa waktu lalu produksi minyak Blok Rokan sempat terganggu karena gardu listrik terbakar di Desa Balai Pungut, Kecamatan Pinggir, Bengkalis terbakar pada Rabu (7/12/2022). Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut Blok Rokan di Provinsi Riau merupakan tulang punggung lifting nasional, bila blok ini terganggu, maka lifting minyak nasional juga terdampak.
“Blok Rokan menjadi salah satu tulang punggung lifting nasional,” kata Sugeng saat memberi sambutan pada Fokus Group Discussion dengan SKK Migas dan Pertamina di Pekanbaru, Riau, Jumat (16/12/2022).
Menurut Sugeng, keberadaan Blok Rokan sangat penting di tengah banyak blok yang sudah menua. Apalagi, kata Sugeng, konsumsi BBM terus meningkat. Karenanya, produksi minyak dari Rokan sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri.
“Konsumsi BBM terus naik, sementara blok-blok kita sudah relatif tua,” kata politisi Partai Nasdem ini.
Ladang minyak Blok Rokan memegang peran sentral dalam produksi minyak nasional. Menyumbang hampir 28 persen produksi minyak nasional, Blok Rokan sejak 9 Agustus 2021 lalu dialih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke tangan PT PHR yang merupakan cucu perusahan PT Pertamina (Persero).
Total per harinya, Blok Rokan menghasilkan sekitar 163 ribu barel. Jumlah tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan dengan Blok Cepu dan Blok Urip yang menghasilkan 150-an ribu barel per hari.
“Terganggunya Blok Rokan, maka terganggunya lifting nasional, karena produksinya besar 163 ribu barel per hari. Blok Cepu dan Banyu Urip sudah menurun,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, produksi minyak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sempat mengalami gangguan serius (unplanned shutdown) sejak Rabu (7/12/2022) pagi. Penyebabnya, gardu listrik di Desa Balai Pungut, Kecamatan Pinggir, Bengkalis terbakar.
Keberadaan gardu listrik tersebut bersifat vital lantaran menjadi sumber saluran pendistribusian tegangan listrik ke stasiun operasi ke ladang minyak. Sejumlah perkantoran PT PHR pun dikabarkan lumpuh.
Akibat unplanned shutdown ini, produksi Blok Rokan anjlok. Jika dalam kondisi normal, rata-rata produksi minyak mencapai 161 ribu barel per hari. Karena gangguan ini, kemungkinan produksi turun hingga separuhnya.
Vice Presiden Corporate Affairs PT PHR, Rudi Arrifianto tidak memberikan keterangan soal penyebab kebakaran dan kerugian negara yang diakibatkan terbakarnya gardu listrik di Blok Rokan ini. Rudi Arrifianto hanya menjawab soal normalisasi listrik tanpa memberi keterangan atas menurunnya produksi minyak. (RE-02)