Profil Low Tuck Kwong, Orang Paling Kaya Nomor 2 di Indonesia
SABANGMERAUKE NEWS - Low Tuck Kwong masuk dalam jajaran 50 crazy rich Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$12,1 miliar atau setara Rp189,06 triliun (kurs Rp15.625 per dolar AS).
Mengutip dari majalah Forbes, Low Tuck Kwong berada di posisi kedua taipan terkaya di Indonesia, setelah Hartono bersaudara yang berharta US$47,7 miliar atau setara Rp745,7 triliun.
Profil Low Tuck Kwong
Dilansir dari berbagai sumber, Low Tuck Kwong adalah pendiri perusahaan batu bara Bayan Resources.
Pria kelahiran Singapura ini juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources.
Kwong lahir dan tumbuh di Singapura pada 17 April 1948 silam hingga usianya 24 tahun. Namun, ia mengadu nasib ke Indonesia pada 1972 dan resmi menjadi WNI 20 tahun kemudian, 1992.
Selanjutnya ia mencoba mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) sebagai kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil, dan struktur kelautan. Selain itu JSI menjadi pelopor konstruksi pondasi tumpuk atau disebut pile foundation.
Pada 1988, JSI mulai membuka sayapnya ke bisnis penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka. Memang Low mendapatkan perkembangan cukup pesat dalam bidang kontraktor, namun sumber kekayaannya datang setelah membeli tambang pertamanya pada1997.
Dikutip dari bayan.com.sg, tambang tersebut dibelinya melalui PT Gunungbayan Pratamacoal. Kini lebih dikenal dengan Bayan Resources, perusahaan yang bergerak sebagai inovator dalam industri pertambangan batu bara Indonesia. Perusahaan ini terus mencari metodologi dan teknologi baru untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di Indonesia.
Selanjutnya Bayan Resource yang didirikannya tersebut go public pada 2008. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini telah memiliki berbagai infrastruktur terkemuka melalui kepemilikan Terminal batu bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Floating Transfer Barges (KFT's).
Fasilitas yang dimiliki Bayan Group mampu menimbun batu bara dan memuat ke kapal dengan kecepatan berkisar antara 3.000-8.000 ton per jam. Dengan demikian, mereka dapat memberikan fleksibilitas dan penghematan dalam penggunaan kapal yang digunakan secara berlebihan. Hingga saat ini, luas konsesi cadangan pertambangannya mencapai 126.293 hektare di Kalimantan Timur dan Selatan.
Selain itu, Low juga memegang jabatan penting di perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy serta memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric. Adapun dukungannya terhadap SEAX Global dengan membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Terlepas dari sisi bisnisnya, Low melimpahkan dana untuk membuat Kebun Binatang Gunung Bayan. Dikutip dari Tatler Asia, kebun binatang tersebut dibangun untuk menampung hewan liar dengan spesies eksotis yang tergusur akibat aktivitas dekat penambangan batu baranya.
Selain memerhatikan lingkungan, ia memberikan program beasiswa ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Misalnya mendonasikan untuk beasiswa di Universitas Indonesia dengan biaya sebesar Rp 50 miliar. Dana tersebut diberikannya dalam bentuk Biaya Operasional Pendidikan atau disingkat BOP. (RE-01)