Harga Sawit Anjlok Karena Jalan Rusak Parah, Kades di Rohil Ramai-Ramai Mengadu ke DPRD Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Penghulu atau kepala desa dari Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir ramai-ramai menemui Anggota DPRD Riau, Syafruddin Iput di Pekanbaru guna menyampaikan keluh kesah masyarakat. Satu di antaranya terkait kondisi Jalan Lintas Pesisir. Jalan penghubung Kubu dengan Kota Bagan Siapi-api itu mengalami rusak parah sehingga sulit diakses.
Adapun kepala desa yang turut menjumpai Syafruddin yaitu Penghulu Sungai Segajah Kamaruzaman, Penghulu Sungai Kubu Bulkrim, Penghulu Rantau Panjang Kanan Ramli, dan Mantan Penghulu Sungai Segajah Jaya Salman.
Akibat kerusakan ini, masyarakat sulit saat akan mengurus administrasi ke ibu kota kabupaten. Alternatifnya menggunakan jalan perusahaan, namun aksesnya dibatasi.
“Kondisinya sekarang jalan lintas pesisir di Kubu itu tidak bisa dilewati, akhirnya menumpang lewat jalan perusahaan, aksesnya terbatas dan kondisi ini menyulitkan masyarakat,” ujar Kepala Penghulu Sungai Segajah, Kamaruzaman, Kamis(15/12/2022)
Tak hanya masalah kesulitan masyarakat saat akan mengurus administrasi ke Bagan Siapi-api, sektor ekonomi pun terimbas. Salah satunya komoditas sawit yang menjadi mata pencaharian utama penduduk. Komoditas ini anjlok harganya gara-gara sulitnya akses pengangkutan.
“Sawit kalau harganya di luar Rp1700 maka di tempat kami paling hanya Rp1000 per kilo, petani dapat apa lagi? Ini tentu menyulitkan kami,” ujar Kamaruzaman.
Anggota DPRD Riau, Syafruddin Input yang menerima keluhan ini menyebut sudah tiga kali ada rencana peningkatan Jalan Pesisir di Rohil. Bahkan pemenang tendernya sudah ada. Hanya saja terdapat sejumlah persoalan sehingga pembangunan tidak berjalan sesuai rencana.
“Pak Gubernur sudah bersedia untuk memperbaiki untuk jalan tersebut bisa langsung difungsikan masyarakat secepatnya,” ujar Iput.
Ia mengatakan politik anggaran pemimpin daerah diperlukan untuk menyelesaikan masalah jalan ini karena memang kondisinya rusak parah dan membutuhkan biaya lebih besar.
“Kita tidak menyalahkan kontraktor, memang medannya sulit dan harapan kita kalaupun ada nanti pemenangnya di 2023 disesuaikan betul anggaran dengan kondisi wilayahnya, sehingga tidak terjadi lagi seperti sebelumnya,” ujar Iput. (CR-02)