Kembang Api Ternyata Punya Sejarah Ritual Pengusir Roh Jahat, Ini Kisahnya
SabangMerauke News - Tahun 2021 semakin dekat dengan penghujungnya. Para warga di seluruh dunia bersorak-sorai untuk menyambut datangnya tahun 2022 yang baru.
Dalam memperingati pergantian tahun, beberapa masyarakat dunia menyiapkan berbagai macam rencana seperti berkumpul dan makan bersama. Namun ada satu hal yang tidak pernah luput dari sejarah peringatan tahun baru yakni kembang api.
Hal ini sendiri ternyata pernah dibedah oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays". Ia menyebut ada beberapa makna kembang api yang dapat dikaitkan dengan tahun baru.
Pertama, Aveni menyebut tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan pesta kembang api sudah ada sejak zaman dahulu kala. Ini dilakukan mengingat tahun baru selalu identik dengan musim dingin dan api dianggap sebagai media yang memanaskan tubuh.
"Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya seperti dikutip LiveScience.
Kedua, ia menyebut bahwa kembang api dipercayai sebagai simbol pengusir roh jahat. Roh jahat sendiri disebut-sebut takut dan akan lari bila melihat kembang api serta tabuhan dan ketukan manusia terhadap suatu barang seperti kursi atau tembok. Tradisi ini pertama kali ditemukan oleh bangsa China pada kisaran abad ke-7 kalender Masehi.
"Apapun (bentuk perayaannya) untuk bikin roh jahatnya takut," ujar Aveni.
Sementara itu, Aveni juga memaparkan mengenai alasan banyaknya manusia yang membuat resolusi di malam pergantian tahun. Ia mengatakan berjanji untuk melakukan yang lebih baik di tahun depan dengan resolusi tahun baru ternyata sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno.
Pada zaman itu hal ini dilakukan di depan kaisar pada bulan Maret (waktu tahun baru dahulu), ketika tahun baru mereka dimulai. Seiring berkembangnya paham keagamaan, munculah tradisi mengadakan kebaktian pada 31 Desember.
Kebaktian tersebut menawarkan kesempatan kepada orang-orang untuk melihat kembali tahun yang telah berlalu dan mereka untuk berkomitmen kepada Tuhan. (*)