Waduh! Trafo Gardu Listrik PT Pertamina Blok Rokan Terbakar, Produksi Minyak Dikabarkan Anjlok
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - PT Pertamina Hulu Rokan selaku pengelola blok migas Rokan kembali dilanda prahara. Gardu listrik milik anak perusahaan Pertamina tersebut mengalami kebakaran hebat.
Kebakaran menerpa gardu listrik yang berada di Desa Balai Pungut, Kecamatan Pinggir, Bengkalis terbakar. Dikabarkan, produksi minyak mengalami gangguan serius (unplanned shutdown) sejak Rabu (7/12/2022) pagi kemarin.
Keberadaan gardu listrik tersebut bersifat vital karena menjadi sumber saluran pendistribusian tegangan listrik ke stasiun operasi ke ladang minyak. Sejumlah perkantoran PT PHR pun dikabarkan lumpuh.
Sejauh ini belum diketahui apa penyebab kejadian fatal tersebut bisa terjadi. Berapa kerugian yang timbul akiibat kebakaran dan terganggunya produksi minyak pun belum dapat dihitung secara jelas.
Namun, dikabarkan produksi Blok Rokan sejak Rabu lalu anjlok. Jika dalam kondisi normal, rata-rata produksi minyak Blok Rokan mencapai 161 ribu barel per hari. Namun, kemungkinan produksi bisa saja anjlok separuh dari kondisi normal.
Vice Presiden Corporate Affairs PT PHR, Rudi Arrifianto tidak memberikan keterangan soal penyebab kebakaran dan kerugian negara yang timbul akibat terbakarnya gardu listrik di Blok Rokan tersebut. Rudi Arrifianto hanya menjawab soal normalisasi listrik tanpa memberi keterangan atas menurunnya produksi minyak.
Menurut Rudi, sejak hari ini, Sabtu (10/12/2022) restorasi ketenagalistrikan untuk Blok Rokan sudah 100 persen.
"Alhamdulillah, proses restorasi berjalan lancar dan cepat sehingga pemulihan produksi melalui aktivasi sumur juga berjalan baik dan telah mencapai 100 persen," ujar Rudi dilansir RiauAkses.com, Sabtu siang.
Rudi menyebut kalau PHR akan melakukan investigasi kejadian terbakarnya gardu listrik tersebut. Secara normatif, ia menyebut PHR akan mengidentifikasi pelajaran yang diperoleh dan kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.
"Hal ini merupakan komitmen kami untuk melindungi seluruh pekerja, mitra kerja dan masyarakat di mana kami beroperasi," tulis Rudi lewat keterangan tertulisnya.
Ladang minyak Blok Rokan memegang peran sentral dalam produksi minyak nasional. Menyumbang hampir 28 persen produksi minyak nasional, Blok Rokan sejak 9 Agustus 2021 lalu dialih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke tangan PT PHR yang merupakan cucu perusahan PT Pertamina (Persero).
Penangkal Petir Terbakar
Terjadinya penurunan produksi minyak Blok Rokan akibat kejadian tak terduga di era PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bukan kali pertama terjadi. Pada sekitar Maret lalu, produksi minyak Blok Rokan pun sempat terganggu (unplanned shutdown) akibat terbakarnya alat penangkal petir.
Kondisi tersebut sempat menjadi sorotan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto yang menyebut kejadian tersebut sebenarnya sepele namun dampaknya merontokkan produksi minyak Blok Rokan.
"Yang lucu peralatan elektronik di Blok Rokan sesuatu yang sangat sepele. Tapi terbakarnya penangkal petir itu membuat produksi rontok," kata Dwi dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Rabu (23/3/2022) lalu.
PHR baru-baru ini pun menjadi sorotan karena kasus kematian 5 pekerja migas secara beruntun sejak Juli hingga November lalu. Disnaker Riau menyebut kematian pekerja masuk dalam kategori kecelakaan kerja, meski PHR berdalih menurut ketentuan internal industri migas, matinya pekerja bukanlah kecelakaan kerja, melainkan semata faktor kesehatan individu pekerja.
Belakang ketahuan kalau kematian 5 pekerja itu tidak pernah dilaporkan oleh PHR maupun perusahaan mitra kerjanya ke Disnaker Riau. Saat ini, pengawas ketenagakerjaan Disnaker Riau masih melakukan investigasi atas kasus tersebut. (*)