Per Agustus 2022 Sudah 7.869 Orang Penderita HIV/AIDS di Provinsi Riau, Didominasi Usia Produktif
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Angka penderita HIV/ AIDS di Provinsi Riau terus meningkat. Hingga Agustus 2022 penedtita HIV/AIDS di Provinis Riau mencapai 7.869 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.686 orang sudah dalam stadium AIDS.
Yang lebih mengkhawatirkan, penderita didominasi dari kalangan usia produksi 25-45 tahun mencapai 60 persen dari total pengidapnya.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengaku prihatin atas kenaikan jumlah ODHA di Riau tersebut.
"Dikhawatirkan perkembangannya akan menjadi semakin lebih besar lagi. Ini harus menjadi keprihatinan kita bersama," kata Edy Natar di Hotel Prime Park di Pekanbaru, dikutip dari riauakses.
Disebutkan, temuan kasus HIV/AIDS di Provinsi Riau sudah mengarah kepada populasi umum dengan jumlah terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan temuan kasus 4.639 orang. Sedangkan temuan kasus pada ibu rumah tangga (IRT) yang terinfeksi dari pasangan hidup menduduki rangking ketiga terbesar.
jika dikelompokkan ke dalam golongan usia, maka HIV terbanyak ditemukan pada kelompok usia produktif yakni usia 25-45 tahun sebesar 60 persen.
Edy Natar menyebut HIV/AIDS merupakan masalah sosial kemasyarakatan dan pembangunan karenanya upaya penurunan penyakit menular pada kelamin ini harus diintegrasikan ke dalam program pembangunan nasional, program pembangunan di provinsi, hingga program pembangunan di kabupaten/ kota.
"Penanggulangan HIV/ AIDS tidak bisa dibebankan hanya kepada Dinas Kesehatan dan rumah sakit," tegasnya.
Ia menyebut kasus ini dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan, situasi sosial dan lingkungan masyarakat.
"Perlu sinergi yang kuat antara pemerintah, pemangku kepentingan terkait, hingga masyarakat, khususnya peran remaja dalam mempromosikan pencegahan dan pengendalian HIV/ AIDS," harap mantan Danrem 031 Wirabima ini.
Ia meminta dilakukan upaya penanggulangan HIV/ AIDS secara sistemik dan terpadu. Mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, hingga perawatan dukungan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang terdampak HIV/ AIDS. (*)