Lama Tak Berhubungan Seks Dengan Pasangan? Ini 8 Efek Sampingnya Bagi Kesehatan
SABANGMERUAKE NEWS - Berhubungan seks dengan pasangan seharusnya dilakukan secara rutin. Namun, ada banyak faktor yang menyebabkan Anda sulit atau tidak bisa sama sekali melakukan aktivitas ini. Akan muncul efek samping lama tidak berhubungan seks yang bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental.
Hal ini mungkin mirip dengan Anda yang terbiasa melakukan sesuatu lalu berhenti total untuk waktu yang lama. Anda akan merasakan kehilangan dalam hidup dan mungkin dalam kesenangan batin.
Banyak orang yang mungkin tidak sadar bahwa seks mengubah tubuh dan pikiran. Karena itu, akan ada yang dirasakan saat berhenti melakukannya.
Frekuensi hubungan yang menurun dapat berdampak buruk pada kondisi fisik dan mental, terutama pada pria.
Lalu apa saja dampak dari lama tidak behubungan seks dengan pasangan?
1. Vagina sulit terlumasi dengan baik
Vagina yang tidak terlumasi akan sangat sakit saat berhubungan. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal. Mungkin saja karena tidak pernah ada rangsangan atau faktor lainnya. Terlalu lama tidak melakukan hubungan seks membuat sebagian orang seolah-olah baru melakukannya lagi.
Hal tersebut yang membuat tubuh tidak lagi rileks saat melakukannya. Pada akhirnya, vagina tidak terlumasi dengan baik. Namun, Anda tetap bisa mengatasinya dengan foreplay yang panjang atau menggunakan lubricant.
2. Sistem kekebalan tubuh lemah
Dengan menghasilkan endorfin, seks teratur memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh siap melawan penyakit. Ini menyiratkan bahwa berhubungan seks lebih jarang dapat menyebabkan pilek dan flu lebih sering.
Menurut sebuah penelitian, mahasiswa yang melakukan hubungan intim secara teratur memiliki konsentrasi antibodi imunoglobulin A yang lebih tinggi dalam air liur mereka.
3. Tekanan darah naik
Sebuah studi dipublikasikan di jurnal medis Biological Psychology menemukan orang yang melakukan hubungan seks secara teratur memiliki tingkat tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan sejumlah risiko penyakit seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal.
4. Vaginismus
Otot pada vagina perempuan juga bisa menjadi sangat tegang dan kencang. Hal ini yang membuat penetrasi penis akan semakin sulit. Dalam beberapa kasus, Anda bahkan sulit memasukkan jari.
Kondisi tegangnya otot vagina ini disebut vaginismus. Gangguan ini tetap bisa diatasi dengan terapi atau senam kegel. Namun, Anda perlu melakukannya dengan arahan dari seorang profesional.
5. Berisiko mengidap kanker prostat
Seorang pria yang jarang melakukan hubungan intim akan lebih berisiko mengidap kanker prostat. Sedangkan pria yang rutin melakukan hubungan intim dan berejakulasi akan menurunkan risiko kanker prostat sebanyak 20 persen.
Hal tersebut terjadi karena saat berejakulasi tubuh mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan lewat cairan sperma. Berejakulasi juga dapat membersihkan area reproduksi pria.
6. Daya tahan tubuh menurun
Orgasme saat berhubungan seks sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh. Penelitian yang dilakukan psikolog Carl Charnetski dan Francis Brennan Jr. menunjukkan kandungan imunoglubolin A lebih tinggi pada orang yang rutin melakukan hubungan seks. Imunoglubolin A, merupakan antibodi yang ampuh melawan virus flu dan sebagainya.
7. Disfungsi ereksi dan menurunnya gairah seksual
Gairah seksual akan tetap tinggi saat Anda menjaga kedekatan dengan pasangan. Saat seks menjadi langka, produksi hormon endorfin akan berkurang dan membuat Anda sulit merasa ingin melakukan seks.
Hal ini akan membuat sebagian pria mengalami disfungsi ereksi atau sulit mempertahankan ereksi. Tetap ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Anda bisa berolahraga secara teratur untuk membuat produksi hormon meningkat.
8. Meningkatnya kadar stres dalam tubuh
Sudah diketahui sebelumnya bahwa aktivitas seksual dapat menurunkan kadar stres dalam tubuh. Aktivitas seksual dapat melepaskan hormon endorfin, serta hormon lain yang mampu membuat suasana hati menjadi lebih baik. Zat kimia ini dapat membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks, sehingga tidak heran jika setelah melakukan hubungan intim, seseorang merasa lebih bahagia. (*)