Profil 3 Calon Panglima TNI Pengganti Andika Perkasa, Siapa yang Paling Berpotensi?
SABANGMERAUKE NEWS - Spekulasi sosok pengganti Jenderal Andika Perkasa sebagai panglima TNI terus mengemuka. Setidaknya, ada tiga nama yang disebut-sebut mempunyai peluang untuk memegang tongkat komando panglima TNI selanjutnya, yang semuanya merupakan kepala staf angkatan.
Ketiganya yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.
Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan, dibandingkan Dudung dan Fadjar, Yudo mempunyai peluang paling besar untuk dipilih Presiden Joko Widodo sebagai panglima TNI berikutnya.
"Menurut saya, sepanjang belum pensiun, peluang jelas besar dan kuat untuk Laksamana Yudo Margono," kata Fahmi dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/11/2022).
Jokowi sudah melakukan tiga kali pemilihan calon Panglima TNI. Pertama, pada Juli 2015, Jokowi memilih Jenderal Gatot Nurmantyo yang sebelumnya adalah KSAD. Gatot menggantikan Moeldoko yang memasuki masa pensiun.
Kedua, pada Desember 2017, Jokowi memilih Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Hadi saat itu adalah KSAU. Pemilihan saat itu dilakukan karena Hadi masih memiliki masa dinas panjang sehingga tepat untuk mempersiapkan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020.
Ketiga, pada November 2021, Jokowi memilih Jenderal Andika yang sebelumnya adalah KSAD. Dari tiga kali memilih, Jokowi memang belum pernah menunjuk KSAL sebagai calon Panglima TNI.
Berikut profil 3 calon panglima TNI pengganti Andika Perkasa:
1. Jendral TNI Dudung Abdurachman
Dudung Abdurachman kini menjabat sebagai KASD dengan pangkat jenderal. ia lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965.
Jenderal Dudung merupakan lulusan Akademi Militer (akmil) pada tahun 1988. Sebelum memasuki militer, Dudung muda pernah bekerja sebagai loper koran untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Profesi itu terpaksa ia jalani karena sang ayah telah meninggal dunia pada 1981.
Selain menjadi loper koran, Dudung juga pernah membantu ibunya berjualan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi.
Selepas lulus SMA pada 1985, Dudung mantap ingin menjadi tentara. Ia lalu berhasil lulus memasuki Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Pada 1988 ia lulus Akademi Militer dengan pangkat letnan dua.
Di TNI, karier Dudung terbilang moncer. Berkat kerja kerasnya, ia pernah menempati sejumlah jabatan strategis. Di antaranya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Akmil pada 2015-2016, Staf Khusus KSAD pada 2016-2017 dan Pangkostrad pada 2021.
Pada 2020, Dudung Abdurachman juga pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya. Saat ini Dudung menjabat sebagai KSAD menggantikan Andika Perkasa yang saat itu dilantik menjadi Panglima TNI pada 2021.
2. Laksamana TNI Yudo Margono
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono lahir Madiun, Jawa Timur, pada 26 November 1965.
Yudo Margono merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988.
Kariernya di TNI AL bermula dari Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.
Yudo Margono memiliki banyak pengalaman sebagai komandan kapal perang.
Ia pernah menjadi Komandan KRI Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.
Selepas dari kapal perang, karier Yudo Margono semakin meroket.
Ia ditunjuk menjadi Komandan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tual pada 2004-2008 dan Komandan Lanal Sorong pada 2008-2010.
Selama berdinas di TNI Al, Yudo Margono pernah meraih sejumlah brevet bergengsi, di antaranya brevet atas air, brevet selam TNI AL, brevet kavaleri Marinir kelas I, brevet hiu kencana, dan brevet Kopaska.
Ia juga mendapatkan brevet kesahatan TNI AL, brevet tri media (Taifib), brevet PTAL (Denjaka), brevet kehormatan hidro-oseanografi, wing penerbang TNI AU, dan wing penerbal.
3. KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo
Dikutip dari buku "Plan Bobcat Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan" karya Fadjar Prasetyo, Fadjar merupakan KSAU ke-23. Ia mengemban jabatan ini sejak 20 Mei 2022 hingga kini.
Fadjar merupakan jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1988. Sebelum menjabat KSAU, Fadjar memegang tongkat komando Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II yang bermarkas di Semboja, Kalimantan Timur.
Fadjar meniti karier militernya sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin dengan callsign "Bobcat".
Setelah itu, Fadjar juga pernah diamanahkan menjadi perwira penerbang di Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma yang ketika itu mengoperasikan armada Fokker F-28 dan Boeing-707.
Selanjutnya, Fadjar juga pernah menjadi Atase Udara di Malaysia. Ringkasnya, ada beberapa jabatan strategis yang sudah ditapakinya, antara lain Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara (Kodiklatau), Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II.
Tercatat, Fadjar beberapa kali memimpin operasi yang sukses dijalankannya, yakni Lintas Rajawali, Latihan Jalak Sakti, dan ia mendapat predikat zero accident saat menjabat Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I.