Kuliner Dapur Aru Kampar Olah Daun Kelor Jadi Cookies dan Teh
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Siapa yang tidak mengenal daun kelor, bukan? Daun ini dikenal memiliki banyak khasiat, salah satunya membantu menghambat tumbuhnya sek kanker di badan manusia.
Selain sebagai obat-obatan, saat ini, daun kelor dijadikan berbagai olahan dalam bentuk makanan, salah satunya oleh Nurhidayah Sari.
Lewat tangan terampilnya, Nurhidayah menyulap daun kelor tersebut menjadi teh celup daun kelor, teh daun kelor, tepung dari daun kelor, cookies dari daun kelor, dan coklat dari daun kelor. Ya, semuanya berbahan dasar daun kelor.
Sembari tersenyum ramah, Owner Dapur Aru ini bercerita bahwa pada awalnya, ia mendirikan Dapur Aru ini lebih fokus untuk usaha catering.
Pada tahun 2020, Dapur Aru ini memang sudah memproduksi teh celup, teh, dan tepung. Semuanya dari daun kelor. Hanya saja, pada tahun 2020 itu ia belum terlalu fokus.
Namun, pada tahun 2021, setelah ada pelatihan budidaya dan pengolahan daun kelor dari PT PLN dan BPSILHK, baru dirinya fokus dalam pengolahan daun kelor.
"BPSILHK mendapat CSR dari PT PLN UIP Sumbagteng, dibuatlah pelatihan budidaya dan pengolahan daun kelor untuk industri rumah tangga, pada kelompok wanita tani. Alhamdulillah Dapur Aru sebagai UMKM mendapatkan pelatihan dan membuat inovasi-inovasi dari daun kelor seperti cookies dan coklat dari daun kelor," kata Nurhidayah, Selasa (22/11/2022) malam.
Nurhidayah mengatakan, saat ini, Dapur Aru juga memproduksi olahan daun kelor menjadi kosmetik seperti sabun, natural soa liquid, dan moringa seed liquid.
Ia menjelaskan, dalam pengolahan daun kelor menjadi berbagai macam produk, perbandingannya itu adalah 4:1.
"Jadi 4 kg daun kelor segar yang baru kita panen sudah kita cuci dari petani, itu akan menghasilkan daun kelor kering 1 kg. Itu yang akan kita olah," ujar Nurhidayah.
Sejak tahun 2021, hingga saat ini, Nurhidayah mengatakan bahwa peminat daun kelor bertambah. Pemerintah Kabupaten Kampar juga turut memberi dukungan.
"Alhamdulillah setiap saat ada peningkatan, tiap omset dan peminatnya juga bertambah, pemerintah Kabupaten Kampar juga membantu promosi yang luar biasa. Produk-produk kita menjadi souvenir dan oleh-oleh," ucap Nurhidayah.
Untuk karwayan Dapur Aru, kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga, dan pekerjaannya tidak full day.
"Sistem kerja kita itu borongan. Untuk makanan beda orang, pemgemasan juga berbeda, dan tidak full day," ujar Nurhidayah.
Untuk pemesanan, saat ini, olahan daun kelor ini sudah bisa dibeli di market place dengan harga yang ekonomis.
"Untuk pemesanan saat ini, kita sudah terdaftar di Market Place. Ada di Tokopedia, Shopee, dan lain-lain," kata Nurhidayah.
Untuk harga mulai dari Rp 40 ribu untuk cookies dan coklat, sabun Rp 15 ribu, dan teh celup Rp 17 ribu.
"Selain makanan dan kosmetik, saat ini, ada juga produk seperti tas yang ada ukiran daun kelor. Batik dengan motif daun kelor," pungkas Nurhidayah. (R-03)