Munas HIPMI di Solo Ricuh, Padahal Sebelumnya Presiden Jokowi Minta Situasi Adem
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Para pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tengah berkumpul di Solo untuk melakukan Musyawarah Nasional (Munas).
Dalam pembukaan, gelaran akbar ini dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintahan seperti Presiden Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Namun dalam Munas Hipmi ini terjadi insiden kericuhan. Beredar dalam video amatir yang beredar beberapa peserta munas terlibat baku hantam.
Sebuah video dengan latar Munas Hipmi XVII menunjukkan dua orang adu pukul.
Video itu beredar pada Selasa dini hari, 22 November 2022, di grup resmi Pressroom Hipmi. Kandidat Ketua Umum Hipmi, Anggawira, membagikan video itu.
Dalam rekaman kurang dari satu menit itu, tampak pula puluhan orang berupaya melerai. Mereka seluruhnya memakai pakaian serupa, yakni batik oranye berpadu hitam. "Stop, stop, stop," kata beberapa orang berlarian di lorong yang diduga lobi hotel.
Tampak beberapa orang terlihat sangat emosi tetapi ada juga beberapa orang lain yang berusaha melerai. Belum jelas apa penyebab kejadian saling pukul ini. Tidak ada keterangan apapun dalam video yang beredar.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti deretan pengusaha muda untuk bisa menjaga kepercayaan. Dia berkaca dari keberhasilan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali.
Menurutnya, KTT G20 menjadi salah satu bukti Indonesia dipercaya oleh pimpinan negara di dunia. Bahkan, ditambah dengan keketuaan Indonesia di ASEAN yang menjadi bukti tambahan.
"Apa yang ingin saya ingatkan? Bahwa itu adalah sebuah kepercayaan yang tidak mudah kita peroleh, kepercayaan. Kalau kita jadi pengusaha juga yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita," ujarnya dalam pembukaan Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Solo, mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/11/2022).
"Ini juga sebagai negara kita juga membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Ini yang tidak mudah, ini yang tidak mudah," sambungnya. (*)