Inilah 7 Ciri Pokok Hiperseks yang Bisa Berujung Bunuh Diri, Bagaimana Mengatasinya?
SABANGMERAUKE NEWS - Saat ini kerap terjadi kasus-kasus seksual yang menghebohkan. Pelecehan seksual terjadi tidak saja di ruang publik, namun juga ruang domestik dengan pelaku yang merupakan orang dekat korban.
Pada sisi lain, kasus-kasus kelainan seksual juga kerap terjadi secara terbuka. Misalnya saja peredaran video-video asusila yang sengaja direkam, baik untuk konsumsi pribadi maupun demi kepentingan meraup uang. Yang terbaru yakni kasus perempuan berkebaya merah yang pelakunya sudah ditangkap kepolisian.
Hal ini kian mengindikasikan kalau praktik seksual telah berada pada level yang berbahaya. Apalagi, jika korbannya adalah merupakan anak-anak di bawah umur dan juga pelakunya adalah orang dewasa yang seharusnya memberikan perlindungan.
Salah satunya penyebab pelecehan seksual tersebut yakni adanya kecenderungan pelakunya mengalami semacam kelainan seks dalam bentuk hiperseks. Yakni tindakan dan syahwat seks berlebihan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ciri-ciri orang hiperseks yang populer di masyarakat mungkin sebatas orang yang tidak bisa mengendalikan nafsu dan aktivitas seksnya. Padahal, ada banyak ciri-ciri hiperseks yang perlu diketahui. Sebab, hiperseks bukan cuma sebuah kecenderungan, namun gangguan kejiwaan yang bisa membahayakan diri penderita dan orang lain.
Melansir laman Very Well Mind, hiperseks atau hyperseksual disorder adalah gangguan perilaku seksual kompulsif atau dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten, meski dianggap menyenangkan tetapi juga mengganggu.
Istilah yang lebih sederhana, hiperseks adalah kecanduan seks. Seseorang yang hiperseks memiliki obsesi pada seks, tindakan seksual, sampai fantasi seksual.
Hiperseksual ini berbeda dengan libido tinggi. Perbedaan ini terdapat pada cara melampiaskan hasrat seksualnya.
Orang dengan kondisi hiperseksual cenderung akan memaksakan keinginannya hanya untuk memuaskan nafsu seks pribadi. Sementara orang dengan libido tinggi masih dapat mengatur hasrat seksnya. Jika tidak tersalurkan, orang dengan libido tinggi masih dapat diajak berkomunikasi dan melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan energinya.
Hal tersebut membuat orang hiperseks cenderung menunjukkan beberapa perilaku seksual yang bermasalah atau seks menyimpang, seperti mengonsumsi konten pornografi secara berlebihan.
Kemudian, masturbasi berlebihan dan aktivitas seksual yang berlebihan dengan pasangan maupun yang bukan pasangannya.
Ironisnya, hiperseks masih kurang dianggap sebagai sebuah gangguan mental sehingga banyak penyintasnya mengalami gangguan ini tanpa diagnosis resmi. Beberapa penelitian menunjukkan gangguan hiperseks terjadi pada 3-6 persen orang di dunia dengan mayoritas merupakan pria.
Ciri-Ciri Hiperseksual
Berikut beberapa ciri-ciri orang hiperseks yang umum terjadi. Namun, setiap individu sebenarnya bisa saja menunjukkan ciri yang berbeda-beda.
Beberapa di antaranya mungkin punya satu ciri yang menonjol, sementara yang lainnya tak begitu menonjol, namun memiliki lebih dari satu ciri.
1. Memiliki perilaku seksual kompulsif atau sulit dikendalikan
2. Kecanduan konten pornografi
3. Tidak mampu mengendalikan dorongan atau gairah seksual
4. Memiliki fantasi seksual yang berulang dan tidak terkendali
5. Terlibat dalam perilaku dan aktivitas seks dengan banyak orang, baik pasangan maupun tidak
6. Sulit membangun dan mempertahankan hubungan percintaan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan seks
7. Masturbasi berlebihan setelah menonton konten porno, berfantasi seks, sampai menggunakan alat bantu seks
Penyebab Hiperseksual
Sejumlah penelitian menunjukkan beberapa penyebab hiperseks sebagai berikut:
1. Epilepsi atau gangguan aktivitas sel saraf di otak karena kelainan genetik maupun cedera otak seperti trauma dan stroke
2. Ketidakseimbangan bahan kimia di otak
3. Pengaruh kandungan obat berlebih seperti dopamin
4. Pengaruh alkohol berlebih dalam tubuh
5. Riwayat kesehatan mental keluarga
6. Trauma pelecehan seksual
7. Gangguan pemusatan perhatian (ADHD) sehingga sulit fokus, hiperaktif, dan impulsif
Risiko Hiperseksual
Gangguan hiperseks jelas memiliki sejumlah risiko bagi penderitanya. Berikut beberapa risikonya:
1. Kurang percaya diri karena terpuruk dengan perasaan bersalah dan malu
2. Risiko tertular infeksi atau penyakit menular
3. Risiko kecanduan obat dan alkohol
4. Pelanggaran seksual
5. Gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau kecemasan
6. Permasalahan keuangan
7. Permasalahan hubungan percintaan maupun dengan anggota keluarga dan rekan kerja
8. Risiko bunuh diri
Cara Mengatasi Hiperseksual
Berikut cara mengatasi pasangan yang hiperseks atau orang dengan gangguan hiperseks.
1. Sadari gangguan
Orang hiperseksual biasanya terpuruk dengan perasaan bersalah dan malu dengan gangguan yang dialaminya. Untuk itu, coba beri perhatian dan pemahaman agar mau menyadari gangguan tersebut dalam diri penderita.
2. Rancang strategi penanganan
Setelah itu, coba rancang strategi penanganan, misalnya dengan mengunjungi psikolog untuk melakukan konsultasi. Jika perlu penanganan medis lainnya juga bisa dimasukkan ke dalam perencanaan penanganan.
3. Disiplin pada rencana penanganan
Tetaplah berpegang teguh pada rencana penanganan meski sulit atau minim menunjukkan perbaikan pada diri. Jangan menghentikan penanganan ketika diri merasa sedikit lebih baik agar gangguan tidak kambuh, bahkan menjadi lebih parah.
4. Gabung komunitas
Bergabung dengan komunitas sesama pejuang yang ingin lepas dari gangguan hiperseks juga bisa menambah semangat untuk sembuh dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa Anda berjuang sendirian.
5. Jauhi situasi pemicu
Sebisa mungkin jauhi situasi yang dapat memicu gangguan hiperseks tersebut, misalnya aktivitas atau situasi yang memunculkan trauma, konten pornografi, dan lainnya.
Demikian informasi seputar ciri-ciri orang hiperseks, penyebab, risiko, dan cara mengatasinya. Semoga membantu. (*)