Warga Menjerit Jalan Rusak, Pemprov Riau Janji Perbaiki Jalan Kuala Keritang Inhil
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau, M Arief Setiawan merespon keluhan masyarakat Kuala Keritang terkait kerusakan yang terjadi di jalan lintas di Desa Kuala Keritang hingga Talang Jangkang, Kabupaten Indragiri Hilir.
Arief mengatakan, jalan provinsi tersebut akan segera diperbaiki. Biaya perbaikan sudah dianggarkan di anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Riau tahun 2023.
"Untuk APBD Riau 2023, ada 2 jembatan dan 4 kilometer aspal di ruas jalan tersebut yang akan," kata Arief, Rabu (16/11/2022).
Tidak hanya jalan dan jembatan, Arief juga mengatakan, kondisi Sungai Reteh akan dinormalisasi sehingga volume air yang tertampung dapat lebih maksimal dan tidak meluap di musim penghujan.
Diwartakan sebelumnya, curah hujan tinggi di Provinsi Riau menimbulkan masalah di Provinsi Riau. Salah satunya, sejumlah ruas jalan rusak akibat tergenang banjir.
Salah satu titik banjir ekstrem terjadi di jalan lintas di Desa Kuala Keritang hingga Talang Jangkang di Kabupaten Indragiri Hilir.
Pemuka Masyarakat Keritang, Musyawaq Asiqin mengatakan, banjir yang terjadi telah memutus transportasi masyarakat dan menimbulkan masalah ekonomi.
"Dampak ekonomi sangat dirasakan masyarakat karena harga sawit turun," kata Musyafaq, Selasa (15/11/2022).
Musyafaq yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Riau ini menjelaskan, jalan utama di Inhil ini menjadi jalur transportasi angkutan pembawa hasil sawit.
Dengan tak bisa diaksesnya jalan ini membuat pengangkut sawit harus melalui jalan yang lebih jauh. Hal ini tentu saja menyebabkan pengeluaran ongkos pengangkutan sawit berpengaruh ke harga sawit di tingkat petani.
"Jarak yang mereka tempuh semakin jauh. Dari semula 41 kilometer sampai ke pengolahan sawit harus memutar lewat Belilas dengan jarak tempuh hampir 80 kilometer," ujar Musyafaq.
Ia menjelaskan, semasa menjadi wakil rakyat di DPRD Riau periode 2014-2019, ia pernah menyuarakan agar Sungai Keritang dan Sungai Reteh yang berada di sekitar jalan ini dinormalisasi.
Tujuannya agar air tidak naik ke jalan. Namun, usulan tersebut urung direalisasi hingga saat ini sehingga kondisi jalan semakin parah.
"Jalan ini pernah saya ajukan untuk dilakukan normalisasi sungai. Waktu itu sudah masuk, tapi sepertinya tidak terkawal lagi. Selama ini genangan itu hanya disekitar saja. Tapi ini terabaikan, makanya terjadi dampak yang parah seperti ini," ungkap Musyafaq.
Tidak hanya itu, Musyafaq juga mengatakan terdapat ruas jalan sepanjang 11 kilometer yang sulit dilalui. Bahkan, di saat tidak musim penghujan.
Kondisi ini miris mengingat jalan provinsi menghubungkan Riau ke Provinsi Jambi.
"Kita harap provinsi yang betul-betul serius. Karena ini jalan provinsi. Jalan penghubung ke lintas Timur, menuju Jambi. Ada 11 Kilometer yang benar-benar tidak layak. Tidak tergenang saja jalan ini sulit dilalui. Becek dan rusak parah," jelas Musyafaq.
Tidak hanya jalan, ia juga mengeluhkan adanya jembatan rusak di jalan provinsi yang mengundang potensi bahaya lebih besar.
"Bahkan di jalan provinsi, ada jembatan yang rusak. Ada satu jembatan yang pernah saya lewati, ada satu mobil yang terbalik," ungkap Musyafaq. (R-03)