Amerika Serikat Investasi Bangun Jalan Tol Riau Trans Sumatera, Apakah Lobi LBP Berhasil?
SabangMerauke News - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah terus mendorong percepatan proyek infrastruktur seperti jalan tol. Salah satunya ruas Jalan Tol Trans Sumatera.
Pemerintah berharap adanya pemasukan investasi asing untuk proyek tersebut. Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan agar Tol Trans Sumatera dari Aceh hingga Lampung bisa selesai sebelum dirinya purnatugas pada 2024.
"(Tol) Sumatera pak Presiden bisa berikan arahan dituntaskan. Sekarang itu sebagian sudah jalan sampai Betung, Medan dan Parapat, dan kemudian dari Medan ke Aceh," kata Menko Luhut saat meninjau proyek Tol Becakayu Seksi 2A ujung di Bekasi, Jumat (24/12).
Menko Luhut menyatakan, dia bahkan telah meminta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken untuk AS ikut berinvestasi di Jalan Tol Trans Sumatera. Namun, belum dirinci lebih lanjut ruas mana saja yang bakal dimasuki pembiayaan dari Negeri Paman Sam.
"Kemarin waktu Antony Blinken datang, saya bilang sama dia, kalau kalian serius mau bantu-bantu, nih bantuin sana," kata dia.
Trans Sumatera Layak Secara Ekonomi Tidak pada Finansial
Namun, pemasukan investasi untuk proyek Tol Trans Sumatera sempat disanksikan oleh PT Hutama Karya (Persero) selaku BUMN pengembang jalan bebas hambatan tersebut.
Hutama Karya memperkirakan, butuh total dana Rp 547 triliun lebih untuk bisa menuntaskan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap I-IV, yang terdiri dari 24 ruas sepanjang 2.813 km.
Melihat angka tersebut, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera memang terhitung tidak layak secara finansial. Dia pun memaparkan tiga kategori proyek infrastruktur dari sudut pandang pembiayaan.
Pertama, jika proyek infrastruktur terbilang layak secara finansial, maka akan didorong kepada swasta untuk dikembangkan. Kedua, apabila infrastruktur itu tidak begitu layak secara finansial, maka BUMN atau swasta didorong masuk dengan motif kelayakan.
Ketiga, jika proyek besar tidak layak secara pembiayaan, maka pemerintah akan hadir untuk membangun infrastruktur tersebut.
"Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah kategori jalan tol ketiga. Namun secara ekonomi sangat Visibel, karena sangat penting sekali mengembangkan perekonomian di Sumatera," ujar Budi Harto. (*)