Tak Punya Seragam, Atlet Kepulauan Meranti Tak Ikuti Defile Kontingen Porprov Riau di Kuansing
SABANGMERAUKE NEWS, Selatpanjang - Jagad media sosial dihebohkan dengan video pawai defile kontingen Kabupaten Kepulauan Meranti di pembukaan ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Riau ke-X di Kuantan Singingi.
Dalam video tersebut, nampak kontingen kabupaten termuda di Riau itu berjalan melintasi jalur pawai tanpa rombongan atlet dan official. Yang yang terlihat hanya perwakilan bujang dara dan seorang paskibraka yang membawa bendera daerah.
Ketua KONI Kepulauan Meranti, Hendrizal alias Bocang mengatakan bahwa Kepulauan Meranti hadir dalam ajang olahraga 4 tahunan itu, hanya saja mereka tidak ikut dalam pawai defile karena tidak memiliki kostum dan seragam kontingen.
"Terkait tidak ikut sertanya kita dalam pawai defile tadi malam, sudah disepakati dengan cabor tidak ikut pawai defile karena kita tak punya seragam kontingen. Kalau kita ikut defile dengan seragam berbelang-belang kan kurang etis dan nanti dibully orang, terkena mental anak-anak atlet," kata Hendrizal.
"Jadi tidak ikutnya kita di pawai defile itu sudah kita kabarkan ke PB karena kendala itu. Kalau pembawa bendera dan bujang dara itu harus ada, karena Meranti sudah terdaftar sebagai peserta Porprov, jadi tetap harus ada walaupun kontingennya kosong dan tidak hadir," kata Hendrizal lagi.
Dikatakan, dari 27 cabang olahraga (Cabor) yang dipertandingkan, Kepulauan Meranti hanya mengirimkan 5 cabor dengan 49 atlet yang berangkat secara mandiri, diantaranya Panahan, Tinju, Panjat Tebing, Sepak Takraw dan Atletik.
Keikutsertaan Kepulauan Meranti dalam Porprov tahun ini, meskipun tidak dianggarkan didasari kuatnya keinginan beberapa cabang olahraga dan desakan para atlet sehingga mereka memilih untuk berangkat secara mandiri.
"Seperti kita ketahui, KONI Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun ini tidak memberangkatkan kontingen untuk ikut serta di ajang Porprov Riau. Tentu saja ini sebuah berita duka bagi insan olahraga, karena 4 tahun belakangan pasca terbentuknya Kabupaten Meranti, kita tidak pernah absen mengikuti. Namun oleh beberapa kendala tahun ini kita harus absen," kata Hendrizal.
"Beberapa cabor akhirnya menyatakan siap berangkat secara mandiri dengan biaya sendiri, hampir persis dengan keberangkatan kafilah MTQ beberapa waktu yang lalu," ujar Hendrizal lagi.
KONI Kepulauan Meranti, kata Hendrizal, terus berusaha mencari solusi untuk memenuhi keinginan para atlet tersebut.
"Dari awal para atlet minta KONI yang urus semua administrasi dan mereka siap dengan biaya mandiri. KONI selaku lembaga yang ditunjuk untuk memimpin kontingen mengambil kesimpulan kita bersama-sama sepakat untuk berangkat secara mandiri, KONI berangkat bolak balik rapat juga pakai biaya mandiri," ucapnya.
Disampaikan, berkat perjuangan dan terus membangun komunikasi dengan Komisi III dan Banggar DPRD, akhirnya Pemda Meranti menggelontorkan sedikit anggaran.
"Di ujung-ujung jelang berangkat, komisi III yang membidangi olahraga telah memperjuangkan hal itu. Awalnya kan kita tak ada anggaran yang disiapkan oleh Pemda, tapi akhirnya diperjuangkan oleh komisi III sehingga masuk lah sedikit anggaran tetapi tidak langsung ke KONI, namun dikelola oleh Dispora nama bantuannya adalah pembinaan atlet. Uang itu disisipkan terakhir satu hari jelang ketuk palu APBD perubahan 2022," tuturnya.
Disampaikan, dalam ajang tersebut kontingen Kabupaten Kepulauan Meranti tidak menargetkan menjadi juara, hanya berusaha untuk menampilkan yang terbaik saja.
"Satu hal lagi, kita tidak berharap target dan hasil yang besar di Porprov ini, karena kita berangkat betul-betul dalam kondisi sempit, tidak ada TC persiapan sama sekali, minim puding dan suplemen atlet juga tidak ada. Sementara itu kabupaten kota lain TC nya berbulan-bulan, ini sangat mengganggu kemampuan dan prestasi atlet, karena kita tak punya biaya untuk itu," pungkasnya. (*)