3 Hari Berturut-turut Harga CPO Anjlok, Kok Bisa Ya?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Harga Crude Palm Oil (CPO) dalam tiga hari berturut-turut ini mengalami penurunan.
Hal ini lantaran harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatives lanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (10/11/2022).
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Kamis (10/11/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman November 2022 turun 36 Ringgit Malaysia menjadi 4.109 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Desember 2022 merosot 36 Ringgit Malaysia menjadi 4.115 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak pengiriman Januari 2023 rontok 20 Ringgit Malaysia menjadi 4.178 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Februari 2023 kehilangan 21 Ringgit Malaysia menjadi 4.198 Ringgit Malaysia per ton.
Serta, kontrak pengiriman Maret 2023 menurun 18 Ringgit Malaysia menjadi 4.194 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman April 2023 jatuh 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.167 Ringgit Malaysia per ton.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, harga CPO ini terpantau bergerak pada tren bearish. Sentimen utama yang mempengaruhinya datang dari data statistik terbaru yang dirilis Dewan Minyak Sawit Malaysia yang menunjukkan stok CPO Malaysia pada akhir Oktober naik ke level tertinggi dalam tiga tahun, dan dari sisi produksi juga naik hampir 3% dibanding bulan September.
“Selain itu, angka penyebaran Covid-19 di Tiongkok yang terus mengalami kenaikan setiap hari memicu kekhawatiran akan turut membuat penurunan permintaan CPO dari negara importir CPO terbesar kedua dunia itu,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, Kamis (10/11/2022).
Meski demikian, lanjut Yoga, laju penurunan tersebut sedikit tertahan dengan memanasnya situasi di Ukraina khususnya terkait kegiatan ekspor via Laut Hitam, yang hingga saat ini Rusia belum menunjukkan isyarat untuk memperpanjang kesepakatan ekspor tersebut yang akan berakhir pada 19 November ini.
“Oleh karena itu, harga CPO bergerak pada resistance 4.500 Ringgit Malaysia per ton, dan support 4.000 Ringgit Malaysia per ton,” jelasnya.
Jelang akhir pekan, Yoga memprediksi kemungkinan harga CPO tidak akan bergerak terlalu fluktuatif berdasarkan indikator pasar saat ini. Indikator yang dipantau antara lain rilisnya data ekspor CPO Malaysia, perkembangan situasi Covid-19 di Tiongkok, perkembangan situasi di Indonesia khususnya terkait kebijakan ekspor dan program biodiesel, dan juga situasi di pasar minyak nabati.
“Untuk harga CPO diperkirakan akan bergerak pada resistance 4.500 – 4.700 Ringgit Malaysia per ton, dan support di kisaran harga 4.000 – 3.800 Ringgit Malaysia per ton,” tutupnya. (R-03)