80 Ton Pinang Asal Riau Diekspor ke Thailand, Gubernur Syamsuar: Terus Tingkatkan Produksi!
SabangMerauke News, Pekanbaru - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar melepas 80 ton ekspor pinang ke Thailand melalui PT Surya Inti Primakarya di Jalan Garuda Sakti kilometer 5, Kampar, Kamis (23/12/2021).
Ekspor ini juga dilepas secara virtual oleh Menteri Perdagangan Indonesia bersamaan dengan 26 daerah lainnya di Indonesia dalam ekspor akhir tahun 2021.
“Kita melakukan ekspor pinang hari ini sebanyak 2 kontainer yang berisi 54 ton dengan total 80 ton yang bernilai 2,8 miliar, ” ujar Gubri Syamsuar dilansir MRC.
Gubri mengungkapkan bahwa pihaknya bangga karena Riau banyak mengeskpor produk-produk non migas terutama pertanian dan perkebunan yang ini juga merupakan tumbuhnya usaha usaha kecil dan mikro di Provinsi Riau.
Oleh karena itulah, pihaknya berharap untuk kedepannya pihak terkait dapat bersama-sama mempertahankan ekspor tersebut.
"Semoga di masa yang akan datang akan kita dapat terus mempertahankan juga tingkatkan ekspor ini yang mana semua ini diperlukannya kerjasama yang baik," harapnya.
Sementara itu Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Luthfi mengatakan, Indonesia mencatat prestasi tertinggi untuk ekspor yang jumlahnya saat ini senilai US$ 2,44 miliar atau sekitar Rp 35,03 triliun.
"Saya berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya,” katanya.
Luthfi juga mengapresiasi kinerja eksportir dan pemda yang menyokong pemulihan ekonomi nasional, dan memperluas pasar ekspor.
“Ekspor Indonesia tahun ini mengalami surplus yang luar biasa, ada peningkatan dari yang tadinya bahan mentah setengah jadi menjadi barang jadi, jika ini dikembangkan kita mempunyai peluang untuk menjadi super power,” tukasnya.
Secara nasional, ekspor akhir tahun ini dilakukan oleh 278 perusahaan eksportir di 26 daerah di Indonesia dengan beragam jenis mulai dari otomotif, besi baja, kerajinan, ikan, dan lainnya.
Pihaknya mengungkapkan, Indonesia mengalami evolusi dari kegiatan ekspor ini. Menurutnya produk non migas ini merupakan komoditas primer atau barang - barang pertambangan.
"Pertumbuhannya sudah berevolusi menjadi bahan industri di sini ada CPO dan turunannya besi baja kita tidak pernah aja kita tidak pernah bayangkan bahwa Indonesia 10 tahun lalu akan menjadi negara super power di besi baja elektronik," ungkapnya. (*)