2 Kandidat Calon Pahlawan Nasional dari Riau Tak Disetujui 'Jakarta', Apa Penyebabnya?
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Pengajuan dua tokoh asal Riau menjadi Pahlawan Nasional tidak disetujui oleh pemerintah pusat. Pemprov Riau mengaku belum mengetahui alasan tak dikabulkannya usulan tersebut.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, T Zul Effendi mengatakan belum tahu detail alasan kedua tokoh itu tak disetujui. Sebab, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Riau masih menunggu petunjuk dari pusat.
"Catatan kenapa tidak ditetapkan belum kita terima. Apakah mau kita ajukan lagi nanti kita lihat dulu, apakah nanti mau dilengkapi dulu atau seperti apa," imbuh Zul.
Gubernur Riau Syamsuar mengaku sudah berusaha maksimal untuk mengusulkan dua tokoh tersebut sebagai pahlawan nasional.
"Kami sudah maksimal mengusulkannya dan sudah menghadap Menko PMP, tapi saat ini belum tercapai," terang Syamsuar, Kamis (10/11/2022).
Meskipun begitu, pihaknya akan kembali mengajukan tahun depan agar dua tokoh tersebut disetujui untuk masuk dalam daftar pahlawan nasional. Mengingat dua tokoh asal Pekanbaru dan Kampar itu sangatlah berjasa untuk Bumi Lancang Kuning.
"Tentunya kami berharap tahun depan ada yang disetujui. Sejak awal saya melihat ini, tetapi mungkin karena banyak jadi belum disetujui. Saya lihat pahlawan kita dari Riau ini selalu masuk nominasi," katanya.
Syamsuar menilai masih ada kesempatan untuk mengajukan ulang. Mengingat dua tokoh tersebut baru dua kali diajukan sebagai pahlawan nasional.
"Tetap kita ajukan lagi tahun depan karena kan baru 2 kali (batas 3 kali pengajuan). Ini kita lengkapi semua dan mudah-mudahan tahun depan bisa diterima," kata Syamsuar.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tahun ini mengusulkan dua nama tokoh perjuangan Riau menjadi Pahlawan Nasional.
Dua tokoh perjuangan Riau yang diusulkan tersebut adalah Marhum Pekan atau Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah dari Kota Pekanbaru.
Marhum Pekan adalah pendiri Kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau. Sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura ini memerintah pada tahun 1780-1782. Dia diketahui wafat pada 1782 M.
Tokoh kedua yakni Mahmud Marzuki dari Kabupaten Kampar. Ia lahir pada tahun 1915, di Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Meninggal dunia pada 5 Agustus 1946.
Mahmud Marzuki adalah seorang pendakwah, politikus dan pejuang Riau. Ia merupakan orang pertama yang mengibarkan Bendera Merah Putih pasca kemerdekaan Indonesia di Kampar.
Gubri menyebut, pihaknya telah berupaya bagaimana supaya nama-nama tokoh tersebut ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sehingga semakin bertambah Pahlawan dari Riau.
Menurutnya, tokoh Riau tersebut dinilai layak untuk mendapatkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional. Karena mempunyai pengaruh dan jasa-jasa besar bagi tanah air, khususnya Provinsi Riau.
"Dari apa yang terima informasinya, nominasinya ada delapan orang, termasuk satu orang dari Riau. Mohon doa restu agar ada dari Riau," ungkapnya.
Gubri menambahkan, segenap masyarakat Riau khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas jasa para pahlawan yang tak ternilai bagi bangsa.
"Jasa para pahlawan tidak ternilai harganya, jadi sudah selayaknya diberikan penghargaan," pungkas mantan Bupati Siak dua periode ini.
Untuk diketahui, Provinsi Riau telah memiliki beberapa Pahlawan Nasional. Di antaranya adalah Tuanku Tambusai. Tuanku Tambusai lahir pada 5 November 1784 di Desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Ia meninggal dunia pada 12 November 1882 di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia.
Selanjutnya, Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin atau dikenal dengan Sultan Syarif Kasim II. Lahir pada 1 Desember 1893 di Kabupaten Siak Sri Indrapura. Sultan Syarif Kasim meninggal dunia pada 23 April 1968 di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.
Lalu Raja Haji Fisabilillah lahir di Kota Lama, Ulusungai, Riau pada 1725. Ia wafat pada tanggal 18 Juni 1784. Kemudian Sultan Mahmud Syah III lahir di Hulu Riau pada 24 Maret 1756 kemudian meninggal pada 12 Januari 1811 dalam umur 54 tahun. Dan terakhir Raja Ali Haji lahir di Selangor, tahun 1808 dan meninggal di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1873. (*)