Sosok Jendral Purn Idham Azis Yang Namanya Disebut di Sidang Ferdy Sambo
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Nama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis disebut dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Idham disebut oleh saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum yakni Daden Miftahul Haq.
Dalam persidangan, Daden mengungkap bahwa sang majikan sempat berencana akan bermain badminton di lapangan milik Idham Azis sebelum penembakan terjadi.
Kegiatan bermain badminton tersebut rencananya akan dilakukan di Depok, Jawa Barat. Daden mengungkap lapangan badminton itu merupakan milik Idham Azis.
"Itu di lapangan di Depok milik mantan pimpinan Polri, Pak Idham yang mulia," ujar Daden.
Rencana bermain badminton tersebut merupakan salah satu rencana kegiatan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo pascapulang dari Magelang. Daden menyebut ia juga ditugasi untuk mempersiapkan keperluan bermain badminton tersebut sehari sebelumnya. Berdasarkan pengakuan Daden, Sambo diketahui rutin bermain badminton bersama Idham Azis. Hal ini pun menjadi perhatian publik.
Lalu, siapa sebenarnya Idham Azis? Simak profil Idham Azis selengkapnya.
Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Idham Azis, M.Si.atau akrab disapa Jenderal Idham Azis merupakan salah satu anggota Polri yang pernah menjabat sebagai Kapolri sejak tahun 2019 hingga 2021. Saat itu, Idham dipercaya untuk menggantikan Jenderal Tito Karnavian yang sudah purna jabatan sebagai Kapolri.
Sebelum menjadi Kapolri, Idham telah menduduki berbagai posisi penting di kepolisian. Melalui surat telegram Kapolri Nomor ST/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017, Jenderal Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolri melakukan rotasi jabatan.
Idham Azis yang sebelumnya menjabat sebagai Kadiv Propam Mabes Polri diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Dia menggantikan Irjen Mochamad Iriawan yang dipindahtugaskan menjadi Asisten Operasi Kapolri.
Kiprah Idham Azis di dunia kepolisian bermula ketika dirinya lolos pendidikan Akademi Kepolisian tahun 1988. Seusai menyelesaikan pendidikannya di Akpol, Idham langsung ditempatkan di satuan Polisi Daerah Jawa Barat, tepatnya di Polres Bandung.
Jabatan perwiranya saat itu berhasil mengantarkannya ke posisi strategis, yaitu jabatan Kabinops Lalu Lintas Polres Bandung sejak 1 tahun penempatan kerjanya di Polres Bandung.
Dalam beberapa tahun penugasannya, Idham termasuk anggota Polri yang melesat jauh dalam memegang jabatan.
Selama mengabdi di Polri, Idham juga pernah terlibat dalam menangani beberapa kasus besar, seperti Bom Bali II di tahun 2005 saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror.
Ia bersama rekannya yang juga mantan Kapolri, Tito Karnavian berhasil mendapatkan penghargaan setelah berhasil melumpuhkan Dr. Azahari dkk. sebagai komplotan teroris besar yang menyebabkan Bom Bali II menjadi salah satu aksi teror terbesar di Indonesia.
Idham Azis juga pernah terlibat dalam Operasi Antiteror Bareskrim Polri di Poso tahun 2005 hingga 2007.
Sebelum diangkat menjadi Kapolri, Idham juga pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada tahun 2017 dan Kabareskrim hingga tahun 2019, sampai akhirnya dilantik Presiden Jokowi pada tahun 2019 sebagai Kapolri.
Selama menjadi Kapolri, sempat terungkap bahwa Idham belum juga menyelesaikan "PR"nya untuk menangani beberapa kasus besar.
Kasus besar ini seperti kasus pembunuhan satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tenggara yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora dan kasus dugaan penyerangan terhadap anggota polisi hingga menewaskan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. (*)