Alasan Natal Dirayakan 25 Desember, Tapi Ada Juga yang Merayakan 6 Januari
SabangMerauke News - Sejarah Hari Natal sebenarnya yang belum diketahui banyak orang. Terdapat fakta penting di balik penentuan tanggal 25 Desember sebaga Hari Natal.
Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati sebagai kelahiran Yesus Kristus. Setiap tahunnya, Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember.
Terdapat dua kebaktian yang dilangsungkan dalam perayaan Natal, terdiri dari kebaktian malam pada 24 Desember dan kebaktian pagi pada 25 Desember.
Menilik dalam sejarah, Natal baru dirayakan pada sekitar tahun 200 Masehi di Aleksandria atau Mesir. Seorang sejarawan Kristen Romawi, Sextus Juluis Africanus memulai perayaan Natal pada 25 Desember di tahun 221 Masehi.
Sebelumnya, seringkali perdebatan mengenai tanggal-tanggal pelaksanaan Hari Raya Natal. Misalnya Armenia yang merayakan setiap 6 Januari dan Ortodoks Timur yang memperingati pada tanggal 7 Januari.
Namun, agama Kristen pada umumnya sepakat menetapkan 25 Desember sebagai Hari Natal di seluruh dunia. Hal ini merujuk pada kalender Gregorian yang banyak dipakai dunia barat.
Selain itu, penetapan hari raya liturgi lainnya juga disepakati bersama. Contohnya Hari Raya Paskah dan Jumat Agung yang tidak mementingkan tanggalnya, melainkan esensi dari peringatan tersebut dilaksanakan.
Dengan begitu, setiap tanggal 25 Desember dikenal sebagai Hari Natal. Umat Kristiani selalu menggelar ibadah untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus.
Macam-macam tradisi yang ada juga lahir beriringan. Mulai dari pohon Natal, kartu ucapan Natal, hadiah Natal, serta sosok Sinterklas atau Santa Claus.
Kegiatan kultur yang melekat pada Natal pasti menjadi ikonik. Apalagi ditambah dengan warna-warna khas Natal akan mewarnai perayaannya, seperti merah, hijau dan emas.
Tentunya hal tersebut sangat dinantikan, terlebih bagi anak-anak. Mereka dapat merayakan dengan balutan kasih dan kedamaian-Nya di Hari Natal. (*)