Harta Karun Bawah Laut Indonesia Berserakan Dekat Singapura, Segini Total Nilainya
SABANGMERAUKE NEWS - Indonesia menjadi surga tersebarnya harta Karun bawah laut. Namun, tidak semua wilayah di RI memiliki kekayaan harta Karun secara merata. Ada yang memang besar, namun ada juga yang tidak banyak.
"Titik potensial 60% kepulauan Riau, 25% di laut Jawa," kata Harry Satrio, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT (Benda berharga asal Muatan Kapal Tenggelam) Indonesia, Rabu (9/11/22).
Ia pun mengungkapkan beberapa titik lokasi yang berpotensi memiliki banyak harta Karun, lokasinya memang tidak jauh dengan Singapura. Saat ini pun Harry tengah mengincar dua titik lokasi yakni di Selat Karimata dan wilayah Utara Belitung. Nilai hasil eksplorasi harta karun bawah laut bisa mencapai triliunan rupiah.
"Kepulauan Riau (Kepri) termasuk Bangka Belitung, Batam Bintan, Natuna, selat Karimata yang dulunya jalur sutera jalur perdagangan, dan laut Jawa," kata Harry.
Meski sudah menargetkan, namun tidak mudah untuk mendapatkan harta Karun di tengah laut tersebut. Pasalnya kedalamannya mencapai puluhan meter. Apalagi jika mencarinya di laut lepas seperti Samudera, bukan selat.
"Laut Jawa paling dalam 70 m, di kepulauan Riau maksimal 100 m. Jangan dibandingkan Banda, Maluku sana yang sampai ribuan meter, beda. Beda sama samudera Hindia bisa ribuan meter," ujar Harry.
Aktivitas pencarian harta Karun di wilayah Kepulauan Riau sudah ada sejak dulu. Di Kabupaten Bintan dari informasi yang telah dikumpulkan terdapat situs-situs bawah air seperti Karang Heluputan (Cuyang). Di situs ini sejak tahun 1986 telah dilakukan eksploitasi pengambilan tinggalan potensi cagar budaya bawah air oleh pihak asing maupun pihak dalam negeri sendiri, baik secara legal maupun ilegal.
Sementara di Kabupaten Natuna, potensi cagar budaya bawah air ditemukan berdasarkan hasil survei cagar budaya bawah air. Di mana survei dilakukan di 3 lokasi yaitu Perairan Teluk Buton, Perairan Sepempang, dan Perairan Desa Kelarik.
Di perairan Teluk Buton, hasil survei cagar budaya bawah air hanya ditemukan pecahan keramik. Sedangkan di Perairan Sepempang hasil yang diperoleh adalah fragmen keramik dan botol. (R-03)