Duh! Harga Minyak Dunia Anjlok Gara-gara 2 Negara Ini
SABANGMERAUKE NEWS - Dinamika sosial dan politik yang terjadi di Amerika Serikat dan Tiongkok menyebabkan jatuhnya harga minyak dunia. Harga minyak dunia turun 3% pada perdagangan kemarin (8/11/2022).
Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran permintaan dari China, konsumen utama minyak dan kegelisahan tentang hasil pemilu paruh waktu Amerika Serikat.
Minyak Brent tercatat US$95,05 per barel turun 3% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,1% menjadi US$88,9 per barel.
"Pasar memasuki hari ini dengan tingkat skeptisisme tertentu seputar pemilihan. Ini menunggu untuk melihat apa hasilnya jenis situasi di sini," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Para pelaku pasar menantikan apakah Capitol Hill dalam pergeseran kekuasaan, dengan ekspektasi Partai Republik mampu unggul dalam pemilihan paruh waktu Amerika Serikat.
Para pelaku pasar pun menanti inflasi AS yang akan diumumkan esok hari. Inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga dikhawatirkan dapat memicu resesi global.
Administrasi Energi AS (EIA) memangkas prospek permintaan energi AS untuk 2023 dan perkiraan produksi AS untuk tahun depan akan 21% lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Stok minyak mentah AS naik sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute, jauh lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 1,1 juta barel.
Sementara itu peningkatan kasus virus Covid (Coronavirus Disease/Covid-19) dikhawatirkan akan membuat pemintaan minyak menyusut.
"Meningkatnya kasus Covid-19 di China ada di radar sebagian besar pedagang pagi ini, karena berita lockdown terus berlanjut," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
China sendiri adalah konsumen utama minyak mentah dunia. Menurut data BP Statistic pada 2021 konsumsi China mencapai 15,4 juta barel per hari atau 16,4% konsumsi dunia. Sehingga permintaan dari China dapat mempengaruhi gerak minyak mentah dunia. (*)