Eropa Krisis Energi, Tapi Stok Melimpah Indonesia Belum Bisa Masuk Gara-gara Ini
SABANGMERAUKE NEWS - Terjadinya tren krisis energi di Benua Eropa membuka peluang bagi Indonesia untuk memasok kekayaan sumber daya alamnya. Meski demikian, hal tersebut terhambat oleh sejumlah persoalan. Padahal, selain tambang batu bara , sejumlah negara di benua Eropa juga mengincar gas alam RI.
Terkait hal tersebut, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tak memungkiri bahwa terdapat permintaan gas alam cair atau (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Eropa. Antara lain dari negara Jerman dan Austria.
Vice President Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Rayendra Sidik menyebut ada permintaan LNG dari Eropa beberapa waktu lalu.
"Persoalan transportasi pengiriman menjadi pertimbangan tersendiri bagi RI untuk mengirimkan pasokan LNG ke Eropa. Mengingat, perjalanan ke Eropa cukup jauh dan kurang ekonomis bagi Indonesia," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Kamis lalu.
Meski begitu, sambung dia, hingga kini belum terdapat transaksi jual beli LNG dengan kedua negara tersebut.
"Ada (permintaan dari Eropa) tapi tidak ada transaksi. Menurut kita terlalu jauh, cost untuk mengangkutnya terlalu jauh jadi ya nunggu saja kalau dari negara lain mungkin lebih ekonomis tapi kalau kita jauh sekali," tuturnya.
Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko membenarkan bahwa ada beberapa negara-negara Eropa yang meminta untuk memasok gas ke negaranya. Hanya saja, bisa dipastikan tidak ada pasokan LNG yang tersisa untuk memenuhi pembeli dari Eropa.
"Yang jelas 2023 nggak bisa mencukupi. Kecuali ada tambahan baru gas dari Kalimantan masuk ke LNG Bontang, nah itu mungkin bisa," ungkapnya.
Berdasarkan pemaparannya, setidaknya produksi siap jual (lifting) LNG hingga semester I-2022 telah mencapai 88,5 kargo. Produksi tersebut berasal dari Kilang Tangguh sebanyak 50,2 kargo dan sisanya berasal dari Kilang Bontang yakni 38,3 kargo.
Sementara, sepanjang tahun ini total lifting LNG diproyeksikan dapat mencapai 197,6 kargo yang terdiri atas lifting dari kilang Tangguh 116,6 kargo dan sisanya dari Kilang Bontang 81 kargo.
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) sebelumnya mengungkapkan bahwa jumlah ekspor batu bara Indonesia ke negara-negara Eropa hingga September mencapai 3,5-4 juta ton.
Sejumlah negara yang memesan batu bara RI antara lain Polandia, Belanda, Jerman, Spanyol dan Yunani. Bahkan, APBI mencatat ada satu negara Eropa yang juga baru memesan batu bara dari Indonesia yakni Slovenia. (*)