6 Negara Ini Masih Terjebak di Jurang Resesi, Sri Lanka Salah Satunya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Resesi masih kerap kali menghantui dunia. Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) telah keluar dari zona resesi teknikal setelah mampu mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6% secara tahunan pada kuartal III-2022.
Dalam dua kuartal sebelumnya, AS hanya mampu membukukan pertumbuhan ekonomi negatif sebesar -1,6% dan -0,6%. Tak hanya itu, raihan pada kuartal III-2022 juga berada di atas ekspektasi pada ekonom sebesar 2,4%.
Di luar AS, sejumlah negara masih harap-harap cemas menanti rilis data ekonomi pada kuartal III-2022. Pasalnya, sama seperti AS sebelumnya, banyak di antaranya yang masih berada di jurang resesi.
Berikut 6 negara yang masih berada di jurang resesi hingga kuartal II-2022, mengutip data yang dihimpun Trading Economics, Jumat (28/10/2022).
1. Hong Kong
Salah satu negara pusat bisnis terbesar di Asia dan dunia ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi -1,3% pada kuartal II-2022.
Kendati catatan ini sedikit 'membaik' dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar -3,9%, tak cukup mengangkat Hong Kong untuk keluar dari zona resesi tahun ini.
Kinerja perdagangan bersih menjadi pemberat ekonomi Hong Kong dengan catatan penurunan ekspor sebesar 8,6% pada kuartal II-2022.
2. Paraguay
Ekonomi negara di Amerika Selatan ini terus memburuk. Pada kuartal II-2022 produk domestik bruto tercatat sebesar -3,4%. Angka itu memburuk dari kuartal sebelumnya sebesar -1,1%.
Konsumsi pada kuartal II-2022 turun 0,8% dan ekspor turun 4,4%.
Adapun, Paraguay juga tengah menghadapi masalah inflasi yang cukup tinggi, mencapai 9,3% pada September 2022. Bahkan, inflasinya sempat mencapai 10,5% pada bulan sebelumnya.
3. Brunei Darussalam
Negara tetangga Indonesia ini masih sulit keluar dari zona resesi. Pada kuartal II/2022, pertumbuhan ekonomi Brunei sebesar -4,4%, memburuk dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar -4,2%.
Bahkan, pertumbuhan ekonomi negatif ini telah berlangsung sejak kuartal IV-2020 atau jadi yang ke-7 kali beruntun.
Pengeluaran pemerintah untuk pertama kalinya turun 5 kuartal berturut-turut, di samping kinerja perdagangan yang merosot.
4. Sri Lanka
Negara di Asia Selatan tersebut benar-benar babak belur pada tahun ini. Bahkan, sempat dinyatakan bangkrut karena tidak memiliki cadangan devisa untuk menggerakkan kegiatan ekonomi dalam negerinya dan terlilit utang yang tak bisa dibayar.
Pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi Sri Lanka tercatat sebesar -8,4%, membueurk dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar -1,6%.
Tak hanya itu, krisis ekonomi yang terus menerus menghantam Sri Lanka turut melambungkan inflasi negara itu hingga 69,8% pada September 2022.
5. Ukraina
Sebagai negara yang menjadi tempat perang akibat serangan Rusia, ekonomi Ukriana sangat terpengaruh.
Pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi Ukraina anjlok ke level -37,2%, memburuk dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang juga tergolong parah, -15,1%.
Seluruh kegiatan penopang ekonomi seperti infrastruktur, perdagangan, dan konsumsi kompak merosot pada tahun ini.
Ukraina juga harus menghadapi ganasnya inflasi yang mencapai 24,6% pada September 2022.
6. Makau
Sebagai pusat judi terbesar di dunia, ekonomi Makau sangat bergantung pada sektor pariwisata. Namun, pandemi yang kembali mengganas pada tahun ini kembali memukul Makau yang sempat bangkit pada tahun lalu.
Pada kuartal II-2022, ekonomi Makau terjun bebas -39,3%, jauh lebih buruk dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar -8,9%.
Namun, setidaknya, inflasi di sana masih cukup terjaga dengan hanya 1,12% pada September 2022, sedikit turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,13%. (R-03)