6 Fakta Terkuak di Balik Penusukan Bocah di Cimahi
SABANGMERAUKE NEWS, Cimahi - Nasib nahas menimpa bocah perempuan berusia 12 tahun di Kota Cimahi. Ia ditusuk hingga tewas saat pulang dari mengaji.
Penusukan terjadi pada Rabu (19/10/2022) malam ketika korban baru saja pulang mengaji bersama rekannya di Lembaga Pendidikan Agama Islam At-Taqwa.
Saat pulang, korban berpisah dengan temannya dan lewat gang sepi yang jarang dilintasi oleh warga. Dengan begitu, tak ada saksi yang mengetahui peristiwa itu secara detail.
Diduga, korban ditusuk di gang sepi tersebut. Mayatnya ditemukan tak jauh dari gang.
1. Polisi Selidiki dan Mulai Periksa Saksi
Polisi mengusut kasus ini. Mereka telah memintai keterangan dari sejumlah saksi termasuk warga yang pertama kali memberi pertolongan.
"Sudah kita lakukan (pemeriksaan). Kita sudah ada beberapa saksi mulai dari saksi yang melihat, menolong, dan beberapa warga sekitar," kata Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Rizka Fadhila.
Selain memintai keterangan dari saksi, kata Rizka, polisi juga telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
"Rata-rata saksi terutama itu yang melihat itu langsung memberikan pertolongan pertama terhadap korban, namun korban dalam menerima perawatan ternyata meninggal dunia di rumah sakit," ucap dia.
2. Keluarga Tidak Kuat Lihat Rekaman CCTV
Korban penusukan bernama Putri Shakila. Kejadian menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Putri sempat dilarikan ke rumah sakit setelah ditusuk oleh orang tidak dikenal saat menyusuri gang perumahan sepulang mengaji. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Detik-detik sebelum dan setelah penusukan itu sempat terekam CCTV rumah warga dan beredar di media sosial. Paman Putri, Wartimin (60), mengaku tidak berani melihat video CCTV yang beredar itu.
"Saya juga enggak kuat lihat CCTV. Cuma dengar gini-gini, sadislah. Sedih aja," ucap Wartimin saat ditemui kumparan di kediaman almarhumah di Cimahi, Jumat (21/10/2022).
Wartimin mendapat kabar penusukan itu beberapa jam setelah kejadian, yakni sekitar pukul 21.00 WIB. Wartimin langsung menerjang hujan pergi ke rumah korban.
"Saya langsung datang ke sini malam-malam pas masih hujan. Sekita jam 9-an (malam) saya dapet kabarnya," ucapnya.
3. Keluarga Tidak Mengetahui Motif Pelaku
Penusuk korban belum tertangkap sehingga keluarga juga tidak mengetahui motifnya.
Yang jelas, kata Wartimin, keluarga Putri tidak pernah ada masalah dengan keluarga lain. Wartimin berharap pelaku segera tertangkap agar pihak keluarga tahu apa motif penusukan tersebut.
4. Bocah Korban Penusukan Sempat Berjalan Minta Tolong
Asep Wahyudin, santri Pondok Pesantren Cibeureum Kidul, menceritakan saat dirinya mendapat informasi dari warga terkait penemuan korban yang ambruk di Jalan Mukodar Tengah 1.
Warga yang memberitahu Asep awalnya menduga korban merupakan murid pesantren tersebut.
"Itu, kan, banyak pengendara motor yang lewat, disangkanya itu murid pesantren (Cibeureum Kidul). Alhasil pada ngadunya ke pesantren, di situ kebetulan ada saya lagi di madrasah," ujar Asep.
Setelah sampai lokasi, Asep mengira Putri korban tabrak lari. Namun setelah dicermati, Asep merasa janggal karena wajah Putri yang pucat sembari memegang perut dan punggungnya.
"Kalau ketabrak enggak akan sampai pucat gini mukanya, sampe putih. Dia kelihatan megangin perut sama punggung. Terus ada yang bilang kalau korban ditusuk sama yang naik motor," ujar Asep.
Melihat korban tak sadarkan diri, Asep pun meminjam mobil pesantren untuk mengevakuasi korban ke klinik terdekat.
"Karena awalnya dikira murid pesantren Cibeureum Kidul, kita sebelumnya belum tahu dia murid mana," ucap Asep.
5. Kesaksian Enin
Sementara, Enin, guru Madrasah Diniyah Lembaga Pendidikan Agama Islam (LPAI) At-Taqwa, mendapat kabar dari salah satu wali murid terkait penemuan korban yang tengah ambruk. Enin sempat menyangka korban adalah salah satu muridnya.
"Tiba-tiba ada orang tua murid yang nyamperin saya ngajar di situ. Katanya bilang, 'Bu, tolong ada anak muridnya lagi pingsan'. Terus saya nyamperin saja, ternyata bukan anak murid di Madrasah Diniyah saya tempat saya mengajar," ucap Enin.
Enin pun lalu menghubungi staf Madrasah Diniyah LPAI At-Taqwa dan mendapat konfirmasi bahwa korban bukan murid madrasah tersebut, melainkan murid ngaji dari Masjid At-Taqwa.
Korban langsung dievakuasi menggunakan mobil milik pesantren Cibeureum Kidul ke Klinik Denanti. Namun di sana tidak memiliki peralatan yang cukup sehingga korban dirujuk ke Rumah Sakit Rajawali.
6. Jenazah Korban Penusukan Dimakamkan Satu Liang dengan Neneknya
Jenazah Putri Shakila akhirnya dimakamkan satu liang lahat dengan neneknya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnalaya, Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Prosesi pemakaman siswi kelas 6 SD itu dilakukan Kamis (20/10) sekitar pukul 10.00 WIB dengan dihadiri keluarga dan kerabat orang tua almarhumah.
Petugas TPU Sirnalaya, Wawan Kurniawan, mengatakan, jenazah Putri Shakila dimakamkan satu liang lahat dengan mendiang neneknya.
Prosesi pemakaman, kata Wawan, berjalan lancar dengan dihadiri para pelayat yang merupakan keluarga dan kerabat serta warga sekitar.
"Jenazahnya dimakamkan di sini (TPU Sirnalaya) satu liang lahat dengan mendiang neneknya," kata Wawan. (*)