Guru di Rokan Hulu Disebut Tendang Pintu dan Pukul Siswa Saat Belajar Agama, Polisi Didesak Proses Hukum Tindakan Intoleran
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hulu - Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh ulah seorang oknum guru di SMK Negeri 1 Tandun, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Pasalnya, sang oknum guru inisial M diduga melakukan perbuatan tak terpuji, bahkan mengarah pada tindakan intoleran terhadap siswanya sendiri.
Kasus guru diduga intoleran terhadap siswa non-muslim terjadi di SMKN 1 Tandun di Rohul, Jumat (14/10/2022) lalu. Hal itu disampaikan salah satu orangtua korban, Jonses Sianturi.
Awalnya, siswa yang beragama Islam saat itu sedang melaksanakan kegiatan ibadah. Begitu pun dengan siswa non-muslim juga melaksanakan kegiatan ibadah.
Tiba tiba, seorang oknum guru inisial M datang dan menendang pintu kelas anak-anak yang sedang belajar agama Nasrani.
"Kebetulan pada hari itu guru dari umat Nasrani tidak hadir. Tapi, ada salah satu senior di antara murid yang dipercaya untuk memberikan ibadah kebaktian kepada murid yang lain. Begitu anak-anak melaksanakan kegiatan kebaktian, lalu datang seorang guru inisial M menendang pintu dengan keras dan langsung masuk ke ruangan sambil berkata yang tidak etis atau bertindak intoleran kepada murid," kata Jonses dilansir Kompas.com.
Tak hanya berkata kasar, sebut Jonses, guru tersebut juga diduga memukul siswa.
"Anak saya dipukul pakai sapu. Dia berkata kasar kepada anak saya," akui Jonses.
Oknum guru M disebut telah mengeluarkan kata kata yang tidak etis dan menghina. Bahkan, ucapan M dinilai sebagai bentuk tindakan intoleransi karena bernada larangan bagi siswa Kristen untuk belajar agama di sekolah tersebut.
Demonstrasi ke Polres Rohul
Akibat tindakan diduga intoleransi oknum guru M tersebut, sejumlah massa yang menamakan Pemuda Batak Bersatu Cabang Rohul melakukan aksi unjuk rasa di Markas Polres (Mapolres) Rokan Hulu (Rohul), Kecamatan Rambah, Kabupaten Rohul, Riau, Senin (17/10/2022) kemarin.
Mereka meminta agar proses hukum terhadap oknum guru M tetap berjalan, meski sudah berdamai. Aksi massa ini dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan TNI.
"Benar, kami dari TNI bersama kepolisian melakukan pengamanan terhadap massa yang unjukrasa di Polres Rohul. Unjuk rasa berjalan dengan damai dan lancar," ujar Serda Dedy Samosir, selaku Penerangan Humas Koramil 02/Rambah.
Sementara itu, Ketua Pemuda Batak Bersatu Kabupaten Rohul, Sarifuddin Marbun mengatakan, meski persoalan guru diduga intoleran terhadap siswa non-muslim berakhir damai, namun proses hukum tetap harus dilanjutkan.
"Langkah pihak kepolisian melakukan mediasi terhadap siswa dengan oknum guru di SMKN 1 Tandun tersebut merupakan langkah yang baik. Akan tetapi, proses hukum harus ditegakkan," kata Sarifuddin.
Pihaknya mengaku sudah mendapat informasi bahwa guru dengan siswa tersebut sudah berdamai. Menurutnya, perdamaian itu sah-sah saja.
"Itu sah-sah saja. Bahkan, secara kemanusiaan kami juga sudah memaafkannya. Tetapi, kalau secara hukum harus ditindak tegas, agar ke depan hal seperti ini tidak terulang kembali," ujar Sarifuddin. (*)