Jokowi Tegur Keras Petinggi Polri: Jangan Pamer Kemewahan dan Gagah-gagahan!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Jokowi menyorot gaya hidup aparat kepolisian yang kerap memamerkan barang-barang mahal di sosial media. Ia meminta agar hal tersebut tidak lagi dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit.
"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle. Jangan sampai di situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi," ujarnya dalam pengarahan kepada perwira tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia di Istana Presiden, Jumat (14/10/2022), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi meminta pejabat tinggi di lingkungan kepolisian dalam hal ini Kapolres dan Kapolda dan seluruh pejabat tinggi kepolisian untuk menjaga perilaku di masyarakat dan sosial media.
"Saya ingatkan Polres, Kapolres, Kapolda, seluruh pejabat utama tinggi. Ngerem total masalah gaya hidup, jangan gagah-gagahan karena punya mobil bagus motor gede yang bagus. Hati-hati, masa yang lalu sudah usai. Teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total," tegasnya.
Menurutnya, sosial media juga dapat menjadi media informasi yang jauh lebih luas ketimbang televisi, radio, surat kabar atau portal berita online. Bahkan, dampaknya jauh lebih signifikan.
"Sosial media bisa mengabarkan bukan hanya TV media cetak media online. Pribadi-pribadi kita bisa menjadi surat kabar dan media yang setiap saat bisa memunculkan perilaku sehari-hari kita seperti apa meskipun sembunyi-sembunyi," ungkapnya.
Jokowi mengaku, dirinya juga kerap kali mendapat laporan terkait hal tersebut yang dapat mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian Indonesia. Pamer harta benda juga masuk dalam keluhan masyarakat dalam persepsi Polri di urutan ke-4.
"Saya terlalu banyak mendapatkan laporan sehingga kembali lagi gaya hidup urusan kecil-kecil. Tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan mobil, motor gede, remeh temeh saja. Sepatunya apa bajunya apa dilihat masyarakat sekarang ini," tuturnya.
Soroti Ferdy Sambo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kasus hukum Ferdy Sambo sebagai batu sandungan kepercayaan masyarakat terhadap kepercayaan Polri.
Dalam pengarahan kepada perwira tinggi Mabes Polr, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia, Jumat (14/10/2022), Jokowi sejatinya mengapresiasi kerja keras Polri yang sempat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Menurutnya, hal itu terlihat, salah satunya, dari peran Polri dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Jokowi menilai keberhasilan penanganan pandemi tak lepas dari peran serta Polri.
"Hasilnya ekonomi tumbuh 5,44% dan hasilnya indeks kepercayaan masyarakat menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu," tuturnya dalam arahan tersebut, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).
Namun, lanjut Jokowi, semuanya berubah ketika muncul kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Joshua oleh Inspektur Jenderal Ferdy Sambo.
"Begitu ada peristiwa FS [Ferdy Sambo] runyam semuanya dan [tingkat kepercayaan] jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan dengan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi," kata Jokowi.
Dia mengungkapkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri pada November lalu berada di level 80,2%. Namun, pada Agustus 2022 anjlok menjadi 54%.
"Itulah pekerjaan berat saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," katanya. (R-03)