Kerusakan Kian Parah, Ketua DPRD Rohil: Truk Perusahaan Harusnya Lewat Jalan Alternatif!
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hilir - Ketua DPRD Rokan Hilir, Maston meminta agar kendaraan kapasitas besar yang dioperasikan perusahaan menggunakan jalan alternatif. Hal tersebut agar kerusakan jalan kelas III tak makin parah, apalagi di saat musim penghujan saat ini.
Dari pantauan SabangMerauke News, Jalan Sisingamangaraja Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir dalam beberapa hari terakhir, kondisinya cukup parah. Masyarakat sempat melakukan aksi protes dengan menanam kangkung dan pohon pisang di badan jalan sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah.
Sejumlah truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang melintas dinilai sebagai pemicu kerusakan jalan kian cepat.
"Sebenarnya sudah sering kita ingatkan. Kan sudah ada jalan alternatif yakni keluar melalui Jalan Blok B Kepenghuluan Bagan Sapta Permai. Kecuali tidak ada jalan alternatif, kita pun tidak ingin perusahaan tidak beroperasi," kata Maston saat ditemui di Bagan Batu, Kamis (13/10/2022) petang.
Maston menjelaskan, Jalan Sisingamangaraja hingga jalan utama Kecamatan Bagan Sinembah Raya (Basira) tahun depan akan diperbaiki. Namun, apabila tetap dilintasi truk ODOL, ketahanan jalan tentunya tidak sebanding.
"Setidaknya di musim penghujan ini, truk beralih ke jalan alternatif dahulu, biar tidak bertambah parah jalan tersebut," saran politisi PDI Perjuangan Dapil 4 Rohil tersebut.
Dia juga menyarankan agar Camat Basira dan Camat Bagan Sinembah kembali memanggil manajemen perusahaan untuk mendudukkan persoalan tersebut. Sehingga, truk angkutan CPO dan TBS, bisa melintas jalan alternatif.
Sementara itu, masyarakat setempat, Irwansyah Putra yang kerap mengkritisi Jalan Sisingamangaraja menyatakan kekesalannya denhan kendaraan ODOL milik beberapa perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) yang terus melintasi jalan tersebut.
"Sudah berulangkali seperti ini, memang diperbaiki oleh perusahaan, tapi dengan batu kerikil. Padahal itu jalan aspal, kalau mau diperbaiki ya harusnya aspal juga," ungkap Irwansyah kesal.
Dia salah satu warga yang berdampak merasa perbaikan jalan dengan ditimbun batu kerikil mengaku tidak efisien. Pasalnya, batu tersebut besar kemungkinan terpental akibat dilindas roda truk dan dapat membahayakan warga.
"Bukan tidak berterimakasih, tapi ya itu membahayakan dan sudah pernah terjadi. Jalan berlubang ditimbun batu kerikil, terpental akibat dilindas truk, korban meninggal meski sudah dilakukan perawatan di rumah sakit, kita tidak mau seperti itu," kata Irwansyah kembali.
Irwansyah mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dapat menindaklanjuti keluhan warga tersebut. (R-02)