Inilah 5 Tumbuhan Khas Riau, Nomor 4 Simbol Persatuan dan Kehormatan
SABANGMERAUKE NEWS - Provinsi Riau merupakan salah satu kawasan yang kaya akan sumber daya alam hayati. Daerah ini memiliki keberagaman flora khas yang tumbuh subur di di daerah hutan.
Sebagai daerah yang memiliki banyak hutan alam yang rimbun serta empat sungai besar, tentunya keanekaragaman tanaman khasnya menjadi daya tarik.
Selain dinamakan sebagai tumbuhan identitas provinsi, flora khas ini pun digunakan sebagai maskot Provinsi Riau.
Ini dia 5 flora khas Riau yang harus diketahui:
1. Pulai
Pohon Pulai (Alstonia Alstonia pneumatophora) merupakan jenis tanaman keras yang tumbuh di lahan gambut di Desa Penampi, Bengkalis. Biasanya kayu dari Pohon Pulai digunakan sebagai kayu konstruksi, dan akarnya bisa digunakan sebagai pengganti gabus, getahnya untuk penyembuh luka dan oleh masyarakat Penampi dijadikan obat tradisional penyembuh gigi berlubang.
Pohon Pulai dapat mencapai tinggi 40 meter. Batangnya berwarna hijau gelap. Akar atau yang disebut dengan jangkar tanaman berbentuk tunggang dan berwarna coklat. Kulit kayunya tidak memiliki bau namun memiliki rasa yang sangat pahit, dengan getah yang cukup banyak.
Daunnya hijau mengkilap dengan bagian bawah daun berwarna lebih pucat. Daunnya menjari dengan jumlah tiga sampai sepuluh daun dan petiole sepanjang 3 cm. Daun pulai tersusun dalam lingkaran yang terdiri dari 4-8 lembar daun, berbentuk lanset memanjang, tipis sampai tebal dengan 30-50 pasang tulang daun.
Panjang daun sekitarnya 12 cm-25 cm dan lebarnya 3 cm-8 cm. Kedudukan daun dalam lingkaran terletak di ujung ranting. Helai daun sebelah atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan sebelah bawahnya hijau muda buram tidak berbulu.
2. Gerunggang
Pohon Gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.) Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman asli rawa gambut yang memiliki potensi sebagai tanaman rehabilitasi. Sebagai jenis asli, daya adaptasi gerunggang akan lebih baik dibandingkan jenis introduksi.
Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi rawa gambut tergenang sampai cenderung kering dan berpasir kuarsa. Kemampuan gerunggang yang mampu tumbuh pada lingkungan tergenang sangat menguntungkan, karena untuk merehabilitasi lahan gambut tergenang tidak membutuhkan upaya silvikultur terlalu banyak.
Sebagai salah satu tanaman rehabilitasi yang sangat cocok pada lahan gambut mencegah marhutla, Gerunggang direkomendasikan oleh Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok untuk segera ditanam di seluruh lahan gambut krits di Riau.
Gerunggang tergolong jenis pioner, selalu menghijau sepanjang tahun dan memiliki kemampuan tumbuh baik pada areal terbuka.
Pada kondisi terbuka, gerunggang berbuah hampir sepanjang tahun. Tetapi pada kondisi tertutup, musim berbuahnya tidak teratur.
Biji gerunggang berukuran kecil dan ringan. Panjang biji 6-7 mm, tebal 0,3-0,5 mm, berat 1000 butir biji gerunggang sekitar 20,9-22,3 gram. Bijinya terbungkus di dalam buah gerunggang yang berbentuk cawan berwarna merah tua atau merah kecoklatan ketika tua. Buah akan pecah ketika buah masak dan tersebar dengan bantuan angin.
3. Balam Suntai
Balam Suntai merupakan salah satu jenis tumbuhan atau tanaman yang dilindungi di Indonesia, dimana keberadaannya yang semakin punah dan hampir tidak ditemukan. Namun, dalam beberapa spesies, di Indonesia ini jelas sudah dilindungi dan kelas keawetan tanaman langka ini adalah kelas IV dan kekuatannya kelas II. Maka tidaklah heran kalau tanaman langka ini banyak dicari orang.
Tanaman ini semakin langka nerhubung banyak dicari dan diburu oleh manusia karena keberadaannya, kualitas kayu dan nilai ekonmisnya yang tinggi. Tumbuhan ini juga ternyata jarang ditemukan di daerah ataupun di negara asing, wajar saja tumbuhan ini banyak dicari orang dan tumbuhan sempat dijadikan sebagai salah satu tumbuhan keajaiban dunia.
Balam Suntai tumbuh di daerah rawa gambut, oleh sebab itu tumbuhan ini banyak ditemukan di Kalimantan, Sumatera utara, dan sebagian di daerah sulawesi. Tanaman ini tumbuh setinggi kurang lebih 45 meter
4. Nibung
Pohon Nibung yang telah ditetapkan sebagai flora khas identitas Provinsi Riau ini memiliki nama latin Oncosperma tigillarium dan termasuk kedalam tanaman jenis palma(palem). Bagi masyarakat Riau, pohon ini telah dianggap sebagai simbol dari semangat persatuan dan persaudaraan.
Pasalnya pohon ini sudah lama menyatu dengan kehidupan masyarakat Riau. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa tempat, yakni Tanjung Nibung, Teluk Nibung, yang mengabadikan nama tumbuhan tersebut. Selain itu keterkaitan ini tampak pula dalam pantun ataupun ungkapan tradisionalnya.
Dalam upacara adat, Tongkat Nibung merupakan bukti bentuk besarnya peranan nibung pada masa silam terhadap kehidupan kebudayaan Melayu Riau. Tongkat ini menjadi semacam lambang kehormatan bagi seseorang yang dianggap berjasa ataupun orang yang dijadikan sesepuh atau dituakan serta dihormati.
Walau dianggap sebagai identitas masyarakat, tanaman ini tetap mengalami ancaman dari kegiatan penebangan dan alih fungsi lahan. Misalnya saja yang terjadi di hutan tropis Kabupaten Pelalawan, Riau, kini kondisinya sangat memprihatinkan dan terancam punah. Sumber nibung memang hanya diperoleh dari hutan alam.
Budidaya belum dapat dilakukan karena terkendala ketersediaan lahan dan pengetahuan, atau belum adanya kemauan untuk menanam.
5. Kempas
Kempas adalah tumbuhan pohon yang termasuk suku Caesalpiniaceae, tersebar di Malaysia, Sumatra, Bangka, Belitung, dan Kalimantan. Tumbuhan ini juga disebut impas.
Tingginya mencapai 30 meter, daun majemuk, menyirip, terdiri atas 5-8 anak daun berbentuk bundar telur. Buah berupa polong, tidak pecah walaupun telah masak.
anaman ini berkembang biak dengan biji, tumbuh didataran rendah dibawah ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, pada tanah-tanah kering. Kayu berkelas berkekuatan II-I dan kelas keawetan IV-III.
Kayunya sukar dibubut, tetapi dapat diserut dengan mesin sampai halus meskipun agak berbulu. Jika diampelas dapat menghasilkan permukaan yang halus, tetapi perlu didempul sebelum dipelitur. Kayu kempas dapat dibor, dibuat lubang persegi dan diampelas dengan hasil sangat baik serta dapat diserut dan dibentuk dengan baik, tetapi pembubutan memberi hasil yang buruk.
Kayu kempas sebaiknya dibor dahulu sebelum dipaku supaya jangan pecah. Karena agak asam, kayu kempas dapat menimbulkan karat pada logam.
Dalam pemanfaatannya, kempas banyak digunakan untuk bahan konstruksi berat, bantalan kereta api, bangunan kerangka pintu serta penggunaan struktural lainnya. Karena kekerasannya yang sangat tinggi, sedang keawetannya rendah, kayu kempas jarang digunakan sebagai bahan bangunan.
Penduduk banyak memakainya untuk balok serut, tetapi jarang digunakan untuk mebel. Pohon muda yang belum memiliki kayu teras tidak digunakan karena kayu gubalnya sama sekali tidak awet. (R-5)