BMKG Prediksi Gempa dan Tsunami 10 Meter di Padang, Tapi Respon Warga Ada yang Begini
SABANGMERAUKE NEWS, Padang - Aktivis Komunitas Siaga Tsunami (Kogami) Sumatera Barat kembali mengingatkan adanya peringatan yang pernah disampaikan Badan Meteorologi, Kalimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi tersebut yakni bakal adanya potensi gempa bumi skala besar hingga 8,9 SR.
Selain itu, BMKG juga memprediksi gempa tersebut akan disusul terjadinya gelombang Tsunami dengan ketinggian melebihi 10 meter. Bahkan, diprediksi Tsunami akan terjadi kurang dari 30 menit.
Meski demikian, hingga kini BMGK belum menyatakan secara persis kapan bencana yang diprediksi itu akan terjadi.
Patra Rina Dewi, pendiri Kogami menilai hingga kini masih ditemukan masyarakat yang skeptis terhadap bencana gempa dan tsunami.
"Masyarakat yang sadar akan pentingnya kesiapsiagaan bencana juga sudah banyak, namun hingga kini masih saja ditemukan masyarakat yang skeptis terhadap bencana gempa dan tsunami," tuturnya dilansir Covesia.com.
Pihaknya akan tetap memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana. Namun menurut Patra, tanggung jawab itu harus tetap dilakukan agar masyarakat mempercayainya.
"Untuk masyarakat yang skeptis ini tidak bisa diperkirakan berapa persen jumlahnya. Tetapi ada saja ditemukan ketika memberikan edukasi di lapangan terkait kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami," tutur Patra.
Patra mengatakan, potensi Padang dengan gempa bumi magnitudo 8,9 disampaikan BMKG saat di Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang pada Jumat (30/9/2022) lalu. Namun hal tersebut bukanlah hal baru yang diketahui.
"Hal itu kami ketahui dari ahli Institut Teknologi California jauh sebelum BMKG mengeluarkan pernyataan tersebut," tuturnya.
Dengan diketahuinya Kota Padang berpotensi gempa dan tsunami tersebut, maka dibentuklah Kogami pada tahun 2005 silam.
"Jadi jangan sampai pernyataan BMKG tersebut seolah-olah masyarakat Kota Padang maupun Sumatera Barat tidak mengetahui ancaman itu dan tidak pernah pernah melakukan kesiapsiagaan. Kogami sendiri sejak tahun 2005 juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat terkait gempa dan tsunami," katanya. (*)