Mahasiswa Jadi Pasar Empuk, BNN Kirim Sinyal Keras Bandar Narkoba Masuk Kampus
SABANGMERAUKE NEWS, Bandung - Kalangan mahasiswa diyakini menjadi pasar embuk pasokan narkoba. Hal tersebut didasarkan pada tingginya konsumsi narkoba dalam usia produktif.
Direktur Peran Serta Masyarakat Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Brigjen Richard M Nainggolan menyatakan, hasil penelitian pada 2021, banyak pelajar, mahasiswa, dan pekerja usia produktif, jadi korban peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
Karena itu, perguruan tinggi harus mewaspadai bandar narkoba masuk kampus mengedarkan barang haram ke kalangan mahasiswa.
"Hasil penelitian BNN berdasarkan kategori usia, lebih dari 50 persen pengguna narkoba adalah usia produktif 18 sampai 28 tahun. Di situ ada (pelajar), mahasiswa, dan pekerja," kata Brigjen Richard M Nainggolan dalam acara Deklarasi Antinarkoba Universitas Pasundan (Unpas) di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (4/10/2022).
Secara angka, ujar Brigjen Pol Richard M Nainggolan, pengguna narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 jumlah pengguna narkoba sekitar 3,4 juta orang kemudian naik sekitar 0,15 persen menjadi sekitar 3,6 juta orang pada 2021.
Brigjen Pol Richard M Nainggolan menyatakan, mahasiswa menjadi kelompok rentan terpapar narkoba. Para bandar narkoba, masuk dengan segala cara, tak hanya ke dalam tetapi juga dari luar kampus. Sehingga pemantauan harus dilakukan tak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga pergaulan di luar.
"Mereka akan melihat mahasiswa yang labil dan yang tidak punya komitmen terhadap pemberantasan narkoba. Narkoba ini kan bisnis, sehingga para bandar ini akan terus mencari peluang untuk masuk," ujar Brigjen Pol Richard M Nainggolan.
BNN, kata Brigjen Nainggola, akan terus mendorong kampus untuk mengajak mahasiswanya mengampanyekan gerakan antinarkoba. Seperti Unpas yang membentuk relawan antinarkoba. Gerakan ini diharapkan bisa menekan peredaran narkoba di lingkungan kampus. (*)